KATA PENGANTAR
Puji
dan syukur senantiasa dipersembahkan kehadirat Allah subhanahuwataala, atas
rahmat dan hidayahnya, makalah ini yang bejudul filsafat modern:
Pragmatisme,filsafat hidup,Fenomenologi,Eksistensialisme,Neo-Thomisme akhirnya dapat diselesaikan dengan
sederhana.
Makalah
yang sederhana ini dibuat bertujuan untuk memberi wawasan dan ilmu pengetahuan
mahasiswa/i dan para pembaca. Penulis menyadari, dalam penyelesaian makalah ini
masih banyak terdapat kekurangan dan kelemahanya, karena itu,mohon subangan
fikiran,kepada para pembaca diharapkan kritik dan saran untuk dapat penulis
pergunakan sebagai perbaikan pada masa yang akan datang.
Dengan
demikian penulis mengucapkan ribuan terima kasih, semoga usaha ini diberkahi
Allah SWT, amin
Pekanbaru,
Oktober 2012.
Penulis
DAFTAR
ISI
KATA
PENGANTAR.................................................................................................... 1
DAFTAR
ISI................................................................................................................... 2
BAB
I PENDAHULUAN............................................................................................... 3
1.1
Latar
belakang......................................................................................................... 3
1.2
Tujuan
...................................................................................................................... 3
BAB
II PEMBAHASAN................................................................................................ 4
2.1
Filsafat Modern......................................................................................................... 4
2.2
Aliran-Aliran Filsafat Modern................................................................................. 4
2.3 Analisis Pembahasan................................................................................................. 8
BAB
III PENUTUP...................................................................................................... 11
3.1
Kesimpulan.............................................................................................................. 11
3.2
Saran ........................................................................................................................ 11
DAFTAR
PUSTAKA
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Manusia
sebagai makhluk pencari kebenaran dalam perenungannya, filsafat mengajarkan
kesadaran,kemauan, dan kemampuan manusia sesuai dengan kedudukannya sebagai makhluk
individu, makhluk sosial, dan makhluk tuhan untuk diiplikasikan dalam hidup. Untuk mengetahui
sebarapa besar filsafat mempengaruhi kehidupan manusia, di dalam sajian sejarah
filsafat, mulai dari filsafat yunani,filsafat barat abad pertengahan, hingga
pemikiran filsafat di timur.
1.2
Tujuan
Tujuan pembuatan
makalah ini yaitu menjadian manusia yang berilmu. Dalam hal ini, ahli filsafat
dipandang sebagai orang yang ahli dalam bidang ilmu pengetahuan (ilmuan), yang
selalu mencari kenyataan kebenaran dari semua problem dari pokok
keilmuan,mengantar seseorang kedalam dunia filsafat,sehingga kita dapat
mengetahui apakah filsafat itu,maksud dan tujannya dari filsafat itu
sendiri.dan menjadikan manusia yang susila. Pengertian “susila”disini terdapat
ruang lingkup tertentu sesuai dngan tempat dan aturan yang ada. Orang yang
susila di pandang sebagai ahli filsafat, ahli hidup, dan sekaligus sebagai
orang yang bijaksana.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1
Filsafat Modern
Pada abad pertengahan, hegemoni
antara akal dan iman benar-benar tdak seimbang. Pada abad itu akal kalah total
dan iman menang mutlak. Abad ini telah mempertontonkan kelambanan kemajuan
manusia, padahal tadinya manusia itu sudah membuktikan bahwa ia sanggup maju
dengan cepat. Abad ini juga telah dipenuhi lembaran hitam berupa pemusnahan
orang-orang yang berfikir kreatif, karena pemikirannya berlawanan atau berbeda
dengan pemikiran tokoh gereja. Abad ini tidak saja lamban, lebih dari itu
secara pukul rata, filsafat mundur pada abad ini : jangankan menambah, menjaga
warisan sebelumnyapun abad ini tidak mampu.
Untunglah pada abad-abad ini
dibagian dunia lain, yaitu didunia islam, filsafat berkembang pesat. Pemikiran
bukan saja tidak di ganggu oleh islam, lebih dari itu manusia didorong untuk
berfiir, untuk maju, tidak puas dengan apa yang ada.
Tidak dapat di pungkiri, zaman
filsafat modern telah dimulai. Secara historis, zaman modern dimulai sejak
adanya krisis zaman pertengahan selama dua abad (abad ke-14 dan k-15) yang
ditandai dengan munculnya gerakan renaissance. Renaissanc berarti kelahiran
kembali, yang mengacu kepada gerakan keagamaan dan kemasyarakatan yang bermula
di itali(pertengahan abad ke-14). Tujuan utama adalah merealisasikan
kesempurnaan pandangan hidup kristiani dengan mengikat filsafat yunani dengan
ajaran agama kristen. Selain itu, juga dimaksudkan untuk mempersatukan kembali
gereja yang terpecah-pecah.
Disamping itu para humanis bermaksud
meningkatkan suatu perkembangan yang harmonis dari keahlian-keahlian dan
sifat-sifat alamiah manusia dengan mengupayakan kepustakaan yang baik dan
mengikuti kultur yang baik.
Bisanya
penilis filsafat tidak menggunakan istilah sofisme untuk menunjuk suasana
pemikiran filsafat modern, mereka biasanya menggunakan istilah skeptisisme.
Disini istilah sofisme modern digunakan karena dua alasan. Pertama, karena
sesungguhnya tidak ada perbedaan yang esensial antara sofisme dan skeptisisme.
sekurang-kurangnya dalam akbat pemikiran itu. Kedua, agar lebih mudah mengikuti
alur sistem yang dikemukakan dalam tulisan ini, terutama sejak Thales hingga
Capra
utama
ialah parmanides dan Gorgias. Sofisme kedua atau sofisme modern ialah suasana
pemikiran yang dihadapi oleh kant. Pada
alur ini dapat dilihat bahwa misi socesrates pada esensinya sama dengan misi
khan. Dari jurusan ini muncul pertanyaan. Penting: apakah cara kant menghadapi
sofisme modern sama dengan cara socrates menghentikan sofisme lama dalam
menghentikan sofisme lama dalam krisis ? untuk menjawab pertanyaan ini sebaiknya
dilihat terlebih dahulu bagaimana nasib akal dan iman (hati) pada zaman modern
itu nasib akal dan iman pada masa socerates.
Dalan era filsafat modern, yang
kemudian di lanjutkan dengan era filsafat abad ke-20, Muncullah beberapa aliran
pemikiran dari era filsafat modern yaitu :
2.2 Aliran-Aliran Filsafat Modern
1. Pragmatisme
Pragmatisme berasal dari kata pragma
yang artinya guna. Pragma berasal dari kata yunani. Maka pragmatisme adalah suatu
aliran yang mengajarkan bahwa yang benar adalah apa saja yang membuktian
dirinya sebagai yang benar dan akibat-akibat yang bermanfaat secara praktis.
Misalnya, sebagai pengalaman pribadi tentang kebenaran mistik, asalkan dapat
membawa kepraktisan dan bermanfaat. Artinya, segala sesuatu dapat ditrima
asalkan dapat bermanfaat bagi kehidupan.
Tokoh
William James (1842-1910) anak dari Henry James, lahir di New York
memperkenalkan ide-ide nya tentang pragmatisme kepada dunia. Ia ahli dalam
bidang seni,psikoogi, anatomi, fisiologi dan filsafat.
Pemikiran filsafatnya lahir dalam
sepanjang hidupnya mengalami konflik antara pandangan ilmu pengetahuan dengan
pandangan agama. Ia beranggapan, bahwa masalah
kebenaran tentang asal atau tujuan dan hakikat bagi orang amerika selalu
teoritis. Ia mengiginkan hasil-hasil yang konkret. Dengan demikian, untuk mengetahui
kebenaran dari ide atau konsep haruslah diselidiki konsekuensi-konsekuensi
praktisnya
. Willian James mengatakan bahwa secara
ringkas pragmatisme adalah realitas sebagaimana yang kita ketahui. Peirce-lah
yang membiasakan istilah ini dengan ungkapanya,” tentukan apa akibatnya, apakah
dapat dipahami secara praktis atau tidak. Kita akan dapat pengertian tentang
objek itu, kemudian konsep kita tentang akibat itu, itulah keseluruhan konsep,
objek tersebut”. Ia juga menambahkan, untuk mengukur kebenaran suatu konsep,
kita harus mempertimbangkan apa konsekuensi logis penerapan konsep tersebut.
Keseluruhan konsekuensi itulah yang merupakan pengertian konsep tersebut. Jadi,
pengetian suatu konsep ialah konsekuensi logis konsep itu. Bila suatu konsep
yang diperaktekkan tidak mempunyai pengertian apa-apa bagi kita. Memperjelas
suatu konsep ketimbang suatu doktrin kefilsafatan. Istilah ini mengingatkan
kita akan pentingnya tindakan dan tujuan manusia dalam pengalaman, pengetahuan,
dan pengertian. Descartes mengatakan bahwa konsep dapat muncul dari intuisi,
tetapi peirce mengatakan bahwa konsep hanya dapat muncul dari pengalaman
(encyclopedia Americana. 22:515).
William
James adalah tokoh yang paling bertanggung jawab yamg membuat pragmatisme
menjadi terkenal seluruh dunia. Lebih dari itu, ia merupakan orang amerika yang
pertama yang memberikan kontribusi kedalam gelombang dahsyat pemikiran filsafat
di dunia barat. Karena terbitnya bukunya, pragmatism (1907) dan the meaning of
truth (1909), gerakan pragmatisme meluncur seolah-olah akan menguasai filsafat
abad ke-20
2.
Filsafat hidup
Aliran filsafat ini lahir akibat
dari reaksi dengan adanya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
menyebabkan industrialisasi semakiin pesat. Hal ini mempengaruhi pola pemikiran
mausia. Peranan akal pikiran hanya digunakan untuk menganalisis sampai
menyusuan sesuatu sintesis baru. Bahkan alam semesta atau manusia dianggap
mesin, yang tersusun dari beberapa komponen, dan bekerja sesuai dengan
hukum-hukumnya.
Tokohnya adalah Henry Bergson
(1859-1941) pada mulanya ia belajar matematika dan fisika. Karena ia mempunyai
kepandaian menganalisis, muncul masalah baru dalam pemikiranya. Ia dihadapi
pada masalah metafisika yang tidak tampak dan tempatnya dibelakang ilmu pengetahuan.
Itulah yang menyebabkan ia terjun kedalam bidang filsafat.
Pikirannya, alam semesta ini
merupakan suatu organisme yang kreatif, tetapi perkembangannya tidak sesuai
dengan implikasi logis. Perkembangannya seperti meletup-letup dalam keadaan
tidak sama sehingga melahirkan akibat-akibat dengan spektrum yang baru. Hanya
ada beberapa yang berhasil dapat membentuk suatu organisme kreatif yang sesuai
dengan hukum alam. Salah satunya adalah manusia dengan intelektualnya dan
mengapa manusia dapat lolos dari seleksi alam. Dalam eksistensinya, manusia
mempunyai daya hidup (elan vital) dengan
danya elan vital tersebut diharapkan manusia akan mampu melahirkan segala
tindakanya.
Pemikiran filsafat Henry Bergson ini
sebagai reaksi dari positivisme,materialisme, subjektivisme, dan relativisme.
Kemudian ia mengupayakan, dengan melalui yang positif (ilmu) tersebut untuk
mengalami yang mutlak dalam ilmu pengetahuan metafisis. Ia mempertahankan kebebasan
dan kemerdekaan kehendak.
3.
Fenomenologi
Fenomenologi berasal dari fenomen
yang artinya gejala, yaitu suatu hal yang tidak nyata dan semua. Kebalikanya
kenyataan juga dapat di artikan sebagai ungkapan kejadian yang dapat diamati
lewat indra. Misalnya penyakit flu gejalanya batuk,pilek.dalam filsafat
fenomenologi, arti diatas berbeda denagan yang dimaksud, yaitu bahwa suatu
gejala tidak perlu harus diamati oleh indra, karena gejala juga dapat dilihat
secara batiniah, dan tidak harus berupa kejadian-kejadian. Jadi,apa yang
kelihatan dalam dirinya sendiri seperti apa adanya.
Dan yang lebih penting dalam
filsafat fenomenologi sebaagai sumber berfikir yang kritis. Pemikiran yang
demikian besar pengaruhnya di Eropa dan Amerika antara tahun 1920 hingga tahun
1945 dalam bidang ilmu pengetahuan positif, tokohnya: Edmund Husserl (1839-1939)
dan pengikutnya Max Scheler (1874-1928).
Edmund Husserl, lahir di Wina, ia
belajar ilmu alam, ilmu falak, matematika, kemudian filsafat akhirnya menjadi
guru basar.di Halle.
Pemikirannaya, bahwa objek atau benda
harus diberi kesempatan untuk berbicara, yaitu dengan cara deskriptif
fenomenologis yang didukung oleh metode deduktif. Tujuannya adalah untuk
melihat hakikat gejala-gejala secara
intuitif. Sedangkan metode deduktif
artinya menghayalkan gejala-gejala dalam berbagai macam yang berbeda.
Sehingga akan terlihat batas invariable dalam situasi yang berbeda-beda.
Sehingga akan muncul unsur yang tidak berubah-ubah yaitu hakikat, inilah yang
dicarinya dalam metode variasi eidetis.
4.
Eksistensialisme
Filsafat
eksistensialisme adalah salah satu diantaranya, adapun yang dimaksud dengan
filsafat eksistensialisme adalah rumusannya lebih sulit daripada eksistensi.
Sejarah
Lahirnya eksistensialisme, Filsafat selalu lahir dari suatu krisis, krisis
berarti ketentuan. Kata eksistensialisme berasal dari kata ek = ke luar, dan
sistensi atau sisto = berdiri, menempatkan. Secara umum berarti, manusia dalam
keberadaanya itu sadar bahwa dirinya ada dan segala sesuatu keberadaanya
ditentukan oleh akunya. Karena manusia selalu terlihat disekelilingnya,
sekaligus sebagai miliknya, eksistensialisme merupakan aliran filsafat yang
memandang berbagai gejala berdasar pada eksistensinya, artinya, bagaimana
manusia berada (bereaksistensi) dalam dunia.
Filsafat
adalah suatu perjalanan dari suatu krisis ke krisis lain. Ini berarti bahwa
manusia yang berfilsafat senantiasa meninjau kembali dirinya. Eksistensialisme
menyatakan bahwa cara berada manusia dan benda lain tidaklah sama. Manusia berada
dibumi; sapi dan pihon juga. Akan tetapi, cara beradanya tidak sama. Manusia
berada didalam dunia. Manusia menghadapi manusia, menghadapi dengan mengerti
yang dihadapinya itu. Manusia mengerti bahwa hidupnya mempunyai arti. Apa arti
itu semua? Artinya ialah bahwa manusia adalah suatu objek.
Eksistensialisme
juga lahir sebagai reaksi dari idealisme. Materialisme dan idealisme adalah dua
pandangan filsafat tentang hakikat ekstrem. Keduanya berisi benih-benih
kebenaran, eksistensialisme juga mendorong munculnya oleh situasi dunia pada
umumnya.
5. Neo-thomisme
Pada
pertengahan abad ke-19, ditengah-tengah gereja katolik banyak menganut
paham Thonisme, yaitu aliran yang mengikuti paham Thonas Aquinas. Pada mulanya
dikalangan gereja terdapat bermacam keharusan untuk mempelajari ajaran
tersebut. Kemudian. Akhirnya menjadi suatu paham Thonisme, yaitu pertama, paham
yang menganggap bahwa ajaran thomas sudah sempurna. Ke dua yaitu paham yang
mengaggap bahwa walaupun ajaran thomas sudah sempurna, tetapi masih terdapat
hal-hal yang pada suatu saat belum dibahas.oleh karena itu, sekarang perlu
diadakan penyesuaian sehubungan dengan perkembangan ilmu pengetahuan. Ke-tiga,
paham yang menganggap ajaran thomisme harus diikuti , akan tetapi tidak boleh
beranggapan bahwa ajarannya betul-betul sempurna.
2.3
Analisis
Pembahasan
1.
Pragmatisme
Menurut
analisis kami : Pragmatisme adalah aliran modern yang mengajarkan kita untuk
menilai siapa diri kita sebenarnya dengan cara praktis. Sehingga apa yang kita
dapat kan bisa bermanfaat bagi diri sendiri serta kehidupan kita. Kemudian pragmatisme
juga berkaitan dengan agama karena pragmatisme ini mempelajari segala sesuatu
yang pernah kita alami atau pengalaman kita terhadap suatu mistik. Sehingga
dari pengalaman kita itu bisa muncul ide-ide yang baru dan agama bisa memperkaya
kehidupan sehingga ide-ide yang dituangkan itu benar.
2.
Filsafat Hidup
Menurut
pemahaman kami : filsafat hidup ini kita harus berpikir secara logis atau
secara akal sehat dan bisa kita buktikan dengan ilmiah. Miski pun filsafat ini
mengandalkan pengalaman yang kita alami. Sama halnya dengan pragmatisme juga mengunakan
pengalaman pribadi dengan menuangkan bukti-bukti didalamnya. Dalam filsafat
hidup ini kita harus berdasarkan ilmu pengetahuan dan mengunakan analisis
sentesis yang baru.
3.
Fenomenologi
Menurut
analisis kami fenomenologi adalah gejala-gejala yang tidak tampak dan tidak
perlu dilihat oleh indra kita. Karena gejala disini kita lihat dari apa adanya
didalam diri kita sendiri.maksud dari apa addanya disini, kita melihat diri
kita itu dengan seutuh-utuhnya.
4.
Eksistensialisme
Menurut
analisis kami: eksistensialisme disini, yaitu kita ada karena kita sadar bahwa
keberadaan kita ditentu oleh sang kholik. Dalam hal ini karena manusia dilihat
dari sekelilingnya. Sehingga didalam nya ada sebagai miliknya. Upaya untuk
menjadi miliknya itu manusia harus berbuat menjadikan kemudian merencanakan
dengan berdasarkan pengalaman yang konkret.
5.
Neo – Thomisme
Dalam
hal ini kami belum bisa memahami sejarah keseluruhan tentang paham ini. Akan
tetapi, argumen kami tentang paham ini, yaitu: kita boleh memperlajari pahami
ini tetapi kita tidak boleh mengatakan paham ini adalah paham yangg sempurna.
Karena didalam paham ini masih menganut paham tentang gereja. Sedangkan kita
orang yang memiliki agama yang telah diakui oleh Allah yaitu islam. Tidak logis
jika umat islam menyakini paham ini sempurna.
Jadi, dalam beberapa aliran
diatas kita boleh mempelajarinya akan tetapi kita tidak boleh menyakini kalau
aliran-aliran diatas sudah sempurna. Karena dalam pemahaman kami ke lima aliran
diatas agak bertentangan dengan agama kita. Terutama pada aliran Neo-Thomisme.
Pada aliran ini pimpin agama itu masih dipegang oleh gereja. Sedangkan kita
ketahui gereja itu tempatnya orang Kristen yang tidak bisa menyakini kalau
Tuhan itu ada. Dalam hal ini kita hanya boleh mempelajarinya saja. Jika ditanya
aliran mana yang kita ikuti. Dalam hal ini kelompok kami telah mengatakan
diatas kita hanya boleh memnpelajarinya. Akan tetapi kembali pada diri kita
masing-masing pada aliran apa hati nurani kita percayai dan diyakini.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari
pembahasan diatas dapat kami tarik kesimpulan bahwa kita ketahui pada abad
pertengahan filsafat mengalami kemunduran karena pada abad ini orang – orang kreatif
dari dimusnahkan karena pendapat dan ide-ide yang mereka tuangkan bertentangan dengan pendapat gereja. Pada abad
ini keputusan berada ditangan gereja.
Akan
tetapi, pada abad ini filsafat berkembang
diislam. Perkembangan filsafat diislam sangat pesat. Yang didorong
dengan berpikir rasional. Sehingga lahirlah filsafat modern yang ditandai
karena krisis pada abad pertengahan krisis disini adalah krisis terhadap
keyakinan. Maka dengan lahirnya filsafat modern islam mencoba mempersatukan
gereja-gereja yang terpecah belah. Yang bertuuan untuk meluruskan padanngan
hidup orangb kristiani berdasarkan filsafat.
3.2 Saran
Dengan
adanya aliran-aliran ini kita sebagai mahasiswa dapat memilah-milih mana aliran
yang baik untuk kita percayai tapi tidak untuk menyakininya. Semoga kita
menjadi orang yang selalu berpikir rasional.
DAFTAR PUSTAKA
Tafsir,
Ahmad. 2010, Filsafat Umum. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Achmadi,
Asmoro. 2010. Filsafat Umum. Jakarta: Rajawali Pers.
Salam,
Burhanuddin. 2009. Pengantar Filsafat. Jakarta : Bumi Aksara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar