Laman

Senin, 15 Desember 2014

filsafat



KATA PENGANTAR
Puji dan syukur senantiasa dipersembahkan kehadirat Allah subhanahuwataala, atas rahmat dan hidayahnya, makalah ini yang bejudul filsafat modern: Pragmatisme,filsafat hidup,Fenomenologi,Eksistensialisme,Neo-Thomisme akhirnya dapat diselesaikan dengan sederhana.
Makalah yang sederhana ini dibuat bertujuan untuk memberi wawasan dan ilmu pengetahuan mahasiswa/i dan para pembaca. Penulis menyadari, dalam penyelesaian makalah ini masih banyak terdapat kekurangan dan kelemahanya, karena itu,mohon subangan fikiran,kepada para pembaca diharapkan kritik dan saran untuk dapat penulis pergunakan sebagai perbaikan pada masa yang akan datang.
Dengan demikian penulis mengucapkan ribuan terima kasih, semoga usaha ini diberkahi Allah SWT, amin


                                                                                   Pekanbaru,   Oktober 2012.

                                                                                                           
                                                                                                            Penulis







DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................... 1
DAFTAR ISI................................................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................... 3
1.1     Latar belakang......................................................................................................... 3
1.2     Tujuan ...................................................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................ 4
2.1 Filsafat Modern......................................................................................................... 4
2.2 Aliran-Aliran Filsafat Modern................................................................................. 4
2.3 Analisis Pembahasan................................................................................................. 8
BAB III PENUTUP...................................................................................................... 11
3.1 Kesimpulan.............................................................................................................. 11
3.2 Saran ........................................................................................................................ 11
DAFTAR PUSTAKA









BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Manusia sebagai makhluk pencari kebenaran dalam perenungannya, filsafat mengajarkan kesadaran,kemauan, dan kemampuan manusia sesuai dengan kedudukannya sebagai makhluk individu, makhluk sosial, dan makhluk tuhan untuk  diiplikasikan dalam hidup. Untuk mengetahui sebarapa besar filsafat mempengaruhi kehidupan manusia, di dalam sajian sejarah filsafat, mulai dari filsafat yunani,filsafat barat abad pertengahan, hingga pemikiran filsafat di timur.

1.2  Tujuan
Tujuan pembuatan makalah ini yaitu menjadian manusia yang berilmu. Dalam hal ini, ahli filsafat dipandang sebagai orang yang ahli dalam bidang ilmu pengetahuan (ilmuan), yang selalu mencari kenyataan kebenaran dari semua problem dari pokok keilmuan,mengantar seseorang kedalam dunia filsafat,sehingga kita dapat mengetahui apakah filsafat itu,maksud dan tujannya dari filsafat itu sendiri.dan menjadikan manusia yang susila. Pengertian “susila”disini terdapat ruang lingkup tertentu sesuai dngan tempat dan aturan yang ada. Orang yang susila di pandang sebagai ahli filsafat, ahli hidup, dan sekaligus sebagai orang yang bijaksana.








BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Filsafat Modern
            Pada abad pertengahan, hegemoni antara akal dan iman benar-benar tdak seimbang. Pada abad itu akal kalah total dan iman menang mutlak. Abad ini telah mempertontonkan kelambanan kemajuan manusia, padahal tadinya manusia itu sudah membuktikan bahwa ia sanggup maju dengan cepat. Abad ini juga telah dipenuhi lembaran hitam berupa pemusnahan orang-orang yang berfikir kreatif, karena pemikirannya berlawanan atau berbeda dengan pemikiran tokoh gereja. Abad ini tidak saja lamban, lebih dari itu secara pukul rata, filsafat mundur pada abad ini : jangankan menambah, menjaga warisan sebelumnyapun abad ini tidak mampu.
            Untunglah pada abad-abad ini dibagian dunia lain, yaitu didunia islam, filsafat berkembang pesat. Pemikiran bukan saja tidak di ganggu oleh islam, lebih dari itu manusia didorong untuk berfiir, untuk maju, tidak puas dengan apa yang ada.
            Tidak dapat di pungkiri, zaman filsafat modern telah dimulai. Secara historis, zaman modern dimulai sejak adanya krisis zaman pertengahan selama dua abad (abad ke-14 dan k-15) yang ditandai dengan munculnya gerakan renaissance. Renaissanc berarti kelahiran kembali, yang mengacu kepada gerakan keagamaan dan kemasyarakatan yang bermula di itali(pertengahan abad ke-14). Tujuan utama adalah merealisasikan kesempurnaan pandangan hidup kristiani dengan mengikat filsafat yunani dengan ajaran agama kristen. Selain itu, juga dimaksudkan untuk mempersatukan kembali gereja yang terpecah-pecah.
            Disamping itu para humanis bermaksud meningkatkan suatu perkembangan yang harmonis dari keahlian-keahlian dan sifat-sifat alamiah manusia dengan mengupayakan kepustakaan yang baik dan mengikuti kultur yang baik.   
Bisanya penilis filsafat tidak menggunakan istilah sofisme untuk menunjuk suasana pemikiran filsafat modern, mereka biasanya menggunakan istilah skeptisisme. Disini istilah sofisme modern digunakan karena dua alasan. Pertama, karena sesungguhnya tidak ada perbedaan yang esensial antara sofisme dan skeptisisme. sekurang-kurangnya dalam akbat pemikiran itu. Kedua, agar lebih mudah mengikuti alur sistem yang dikemukakan dalam tulisan ini, terutama sejak Thales hingga Capra
utama ialah parmanides dan Gorgias. Sofisme kedua atau sofisme modern ialah suasana pemikiran yang dihadapi oleh kant.  Pada alur ini dapat dilihat bahwa misi socesrates pada esensinya sama dengan misi khan. Dari jurusan ini muncul pertanyaan. Penting: apakah cara kant menghadapi sofisme modern sama dengan cara socrates menghentikan sofisme lama dalam menghentikan sofisme lama dalam krisis ? untuk menjawab pertanyaan ini sebaiknya dilihat terlebih dahulu bagaimana nasib akal dan iman (hati) pada zaman modern itu nasib akal dan iman pada masa socerates.
            Dalan era filsafat modern, yang kemudian di lanjutkan dengan era filsafat abad ke-20, Muncullah beberapa aliran pemikiran dari era filsafat modern yaitu :
2.2   Aliran-Aliran Filsafat Modern
1.   Pragmatisme
            Pragmatisme berasal dari kata pragma yang artinya guna. Pragma berasal dari kata yunani. Maka pragmatisme adalah suatu aliran yang mengajarkan bahwa yang benar adalah apa saja yang membuktian dirinya sebagai yang benar dan akibat-akibat yang bermanfaat secara praktis. Misalnya, sebagai pengalaman pribadi tentang kebenaran mistik, asalkan dapat membawa kepraktisan dan bermanfaat. Artinya, segala sesuatu dapat ditrima asalkan dapat bermanfaat bagi kehidupan.
Tokoh William James (1842-1910) anak dari Henry James, lahir di New York memperkenalkan ide-ide nya tentang pragmatisme kepada dunia. Ia ahli dalam bidang seni,psikoogi, anatomi, fisiologi dan filsafat. 
            Pemikiran filsafatnya lahir dalam sepanjang hidupnya mengalami konflik antara pandangan ilmu pengetahuan dengan pandangan agama. Ia beranggapan, bahwa masalah  kebenaran tentang asal atau tujuan dan hakikat bagi orang amerika selalu teoritis. Ia mengiginkan hasil-hasil yang konkret. Dengan demikian, untuk mengetahui kebenaran dari ide atau konsep haruslah diselidiki konsekuensi-konsekuensi praktisnya
.           Willian James mengatakan bahwa secara ringkas pragmatisme adalah realitas sebagaimana yang kita ketahui. Peirce-lah yang membiasakan istilah ini dengan ungkapanya,” tentukan apa akibatnya, apakah dapat dipahami secara praktis atau tidak. Kita akan dapat pengertian tentang objek itu, kemudian konsep kita tentang akibat itu, itulah keseluruhan konsep, objek tersebut”. Ia juga menambahkan, untuk mengukur kebenaran suatu konsep, kita harus mempertimbangkan apa konsekuensi logis penerapan konsep tersebut. Keseluruhan konsekuensi itulah yang merupakan pengertian konsep tersebut. Jadi, pengetian suatu konsep ialah konsekuensi logis konsep itu. Bila suatu konsep yang diperaktekkan tidak mempunyai pengertian apa-apa bagi kita. Memperjelas suatu konsep ketimbang suatu doktrin kefilsafatan. Istilah ini mengingatkan kita akan pentingnya tindakan dan tujuan manusia dalam pengalaman, pengetahuan, dan pengertian. Descartes mengatakan bahwa konsep dapat muncul dari intuisi, tetapi peirce mengatakan bahwa konsep hanya dapat muncul dari pengalaman (encyclopedia Americana. 22:515).
William James adalah tokoh yang paling bertanggung jawab yamg membuat pragmatisme menjadi terkenal seluruh dunia. Lebih dari itu, ia merupakan orang amerika yang pertama yang memberikan kontribusi kedalam gelombang dahsyat pemikiran filsafat di dunia barat. Karena terbitnya bukunya, pragmatism (1907) dan the meaning of truth (1909), gerakan pragmatisme meluncur seolah-olah akan menguasai filsafat abad ke-20
2.   Filsafat hidup
            Aliran filsafat ini lahir akibat dari reaksi dengan adanya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang menyebabkan industrialisasi semakiin pesat. Hal ini mempengaruhi pola pemikiran mausia. Peranan akal pikiran hanya digunakan untuk menganalisis sampai menyusuan sesuatu sintesis baru. Bahkan alam semesta atau manusia dianggap mesin, yang tersusun dari beberapa komponen, dan bekerja sesuai dengan hukum-hukumnya.
            Tokohnya adalah Henry Bergson (1859-1941) pada mulanya ia belajar matematika dan fisika. Karena ia mempunyai kepandaian menganalisis, muncul masalah baru dalam pemikiranya. Ia dihadapi pada masalah metafisika yang tidak tampak dan tempatnya dibelakang ilmu pengetahuan. Itulah yang menyebabkan ia terjun kedalam bidang filsafat.
            Pikirannya, alam semesta ini merupakan suatu organisme yang kreatif, tetapi perkembangannya tidak sesuai dengan implikasi logis. Perkembangannya seperti meletup-letup dalam keadaan tidak sama sehingga melahirkan akibat-akibat dengan spektrum yang baru. Hanya ada beberapa yang berhasil dapat membentuk suatu organisme kreatif yang sesuai dengan hukum alam. Salah satunya adalah manusia dengan intelektualnya dan mengapa manusia dapat lolos dari seleksi alam. Dalam eksistensinya, manusia mempunyai daya hidup  (elan vital) dengan danya elan vital tersebut diharapkan manusia akan mampu melahirkan segala tindakanya.
            Pemikiran filsafat Henry Bergson ini sebagai reaksi dari positivisme,materialisme, subjektivisme, dan relativisme. Kemudian ia mengupayakan, dengan melalui yang positif (ilmu) tersebut untuk mengalami yang mutlak dalam ilmu pengetahuan metafisis. Ia mempertahankan kebebasan dan kemerdekaan kehendak.
3. Fenomenologi
            Fenomenologi berasal dari fenomen yang artinya gejala, yaitu suatu hal yang tidak nyata dan semua. Kebalikanya kenyataan juga dapat di artikan sebagai ungkapan kejadian yang dapat diamati lewat indra. Misalnya penyakit flu gejalanya batuk,pilek.dalam filsafat fenomenologi, arti diatas berbeda denagan yang dimaksud, yaitu bahwa suatu gejala tidak perlu harus diamati oleh indra, karena gejala juga dapat dilihat secara batiniah, dan tidak harus berupa kejadian-kejadian. Jadi,apa yang kelihatan dalam dirinya sendiri seperti apa adanya.
            Dan yang lebih penting dalam filsafat fenomenologi sebaagai sumber berfikir yang kritis. Pemikiran yang demikian besar pengaruhnya di Eropa dan Amerika antara tahun 1920 hingga tahun 1945 dalam bidang ilmu pengetahuan positif, tokohnya: Edmund Husserl (1839-1939) dan pengikutnya Max Scheler (1874-1928).
            Edmund Husserl, lahir di Wina, ia belajar ilmu alam, ilmu falak, matematika, kemudian filsafat akhirnya menjadi guru basar.di Halle.
            Pemikirannaya, bahwa objek atau benda harus diberi kesempatan untuk berbicara, yaitu dengan cara deskriptif fenomenologis yang didukung oleh metode deduktif. Tujuannya adalah untuk melihat  hakikat gejala-gejala secara intuitif. Sedangkan metode deduktif  artinya menghayalkan gejala-gejala dalam berbagai macam yang berbeda. Sehingga akan terlihat batas invariable dalam situasi yang berbeda-beda. Sehingga akan muncul unsur yang tidak berubah-ubah yaitu hakikat, inilah yang dicarinya dalam metode variasi eidetis.
4. Eksistensialisme
            Filsafat eksistensialisme adalah salah satu diantaranya, adapun yang dimaksud dengan filsafat eksistensialisme adalah rumusannya lebih sulit daripada eksistensi.
Sejarah Lahirnya eksistensialisme, Filsafat selalu lahir dari suatu krisis, krisis berarti ketentuan. Kata eksistensialisme berasal dari kata ek = ke luar, dan sistensi atau sisto = berdiri, menempatkan. Secara umum berarti, manusia dalam keberadaanya itu sadar bahwa dirinya ada dan segala sesuatu keberadaanya ditentukan oleh akunya. Karena manusia selalu terlihat disekelilingnya, sekaligus sebagai miliknya, eksistensialisme merupakan aliran filsafat yang memandang berbagai gejala berdasar pada eksistensinya, artinya, bagaimana manusia berada (bereaksistensi) dalam dunia.
Filsafat adalah suatu perjalanan dari suatu krisis ke krisis lain. Ini berarti bahwa manusia yang berfilsafat senantiasa meninjau kembali dirinya. Eksistensialisme menyatakan bahwa cara berada manusia dan benda lain tidaklah sama. Manusia berada dibumi; sapi dan pihon juga. Akan tetapi, cara beradanya tidak sama. Manusia berada didalam dunia. Manusia menghadapi manusia, menghadapi dengan mengerti yang dihadapinya itu. Manusia mengerti bahwa hidupnya mempunyai arti. Apa arti itu semua? Artinya ialah bahwa manusia adalah suatu objek.
Eksistensialisme juga lahir sebagai reaksi dari idealisme. Materialisme dan idealisme adalah dua pandangan filsafat tentang hakikat ekstrem. Keduanya berisi benih-benih kebenaran, eksistensialisme juga mendorong munculnya oleh situasi dunia pada umumnya.
5.  Neo-thomisme
            Pada  pertengahan abad ke-19, ditengah-tengah gereja katolik banyak menganut paham Thonisme, yaitu aliran yang mengikuti paham Thonas Aquinas. Pada mulanya dikalangan gereja terdapat bermacam keharusan untuk mempelajari ajaran tersebut. Kemudian. Akhirnya menjadi suatu paham Thonisme, yaitu pertama, paham yang menganggap bahwa ajaran thomas sudah sempurna. Ke dua yaitu paham yang mengaggap bahwa walaupun ajaran thomas sudah sempurna, tetapi masih terdapat hal-hal yang pada suatu saat belum dibahas.oleh karena itu, sekarang perlu diadakan penyesuaian sehubungan dengan perkembangan ilmu pengetahuan. Ke-tiga, paham yang menganggap ajaran thomisme harus diikuti , akan tetapi tidak boleh beranggapan bahwa ajarannya betul-betul sempurna.
2.3 Analisis Pembahasan
1. Pragmatisme
Menurut analisis kami : Pragmatisme adalah aliran modern yang mengajarkan kita untuk menilai siapa diri kita sebenarnya dengan cara praktis. Sehingga apa yang kita dapat kan bisa bermanfaat bagi diri sendiri serta kehidupan kita. Kemudian pragmatisme juga berkaitan dengan agama karena pragmatisme ini mempelajari segala sesuatu yang pernah kita alami atau pengalaman kita terhadap suatu mistik. Sehingga dari pengalaman kita itu bisa muncul ide-ide yang baru dan agama bisa memperkaya kehidupan sehingga ide-ide yang dituangkan itu benar.
2. Filsafat Hidup
Menurut pemahaman kami : filsafat hidup ini kita harus berpikir secara logis atau secara akal sehat dan bisa kita buktikan dengan ilmiah. Miski pun filsafat ini mengandalkan pengalaman yang kita alami. Sama halnya dengan pragmatisme juga mengunakan pengalaman pribadi dengan menuangkan bukti-bukti didalamnya. Dalam filsafat hidup ini kita harus berdasarkan ilmu pengetahuan dan mengunakan analisis sentesis yang baru.
3. Fenomenologi
Menurut analisis kami fenomenologi adalah gejala-gejala yang tidak tampak dan tidak perlu dilihat oleh indra kita. Karena gejala disini kita lihat dari apa adanya didalam diri kita sendiri.maksud dari apa addanya disini, kita melihat diri kita itu dengan seutuh-utuhnya.
4. Eksistensialisme
Menurut analisis kami: eksistensialisme disini, yaitu kita ada karena kita sadar bahwa keberadaan kita ditentu oleh sang kholik. Dalam hal ini karena manusia dilihat dari sekelilingnya. Sehingga didalam nya ada sebagai miliknya. Upaya untuk menjadi miliknya itu manusia harus berbuat menjadikan kemudian merencanakan dengan berdasarkan pengalaman yang konkret.
5. Neo – Thomisme
Dalam hal ini kami belum bisa memahami sejarah keseluruhan tentang paham ini. Akan tetapi, argumen kami tentang paham ini, yaitu: kita boleh memperlajari pahami ini tetapi kita tidak boleh mengatakan paham ini adalah paham yangg sempurna. Karena didalam paham ini masih menganut paham tentang gereja. Sedangkan kita orang yang memiliki agama yang telah diakui oleh Allah yaitu islam. Tidak logis jika umat islam menyakini paham ini sempurna.


Jadi, dalam beberapa aliran diatas kita boleh mempelajarinya akan tetapi kita tidak boleh menyakini kalau aliran-aliran diatas sudah sempurna. Karena dalam pemahaman kami ke lima aliran diatas agak bertentangan dengan agama kita. Terutama pada aliran Neo-Thomisme. Pada aliran ini pimpin agama itu masih dipegang oleh gereja. Sedangkan kita ketahui gereja itu tempatnya orang Kristen yang tidak bisa menyakini kalau Tuhan itu ada. Dalam hal ini kita hanya boleh mempelajarinya saja. Jika ditanya aliran mana yang kita ikuti. Dalam hal ini kelompok kami telah mengatakan diatas kita hanya boleh memnpelajarinya. Akan tetapi kembali pada diri kita masing-masing pada aliran apa hati nurani kita percayai dan diyakini.














BAB III
PENUTUP
            3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat kami tarik kesimpulan bahwa kita ketahui pada abad pertengahan filsafat mengalami kemunduran karena pada abad ini orang – orang kreatif dari dimusnahkan karena pendapat dan ide-ide yang mereka tuangkan  bertentangan dengan pendapat gereja. Pada abad ini keputusan berada ditangan gereja.
Akan tetapi, pada abad ini filsafat berkembang  diislam. Perkembangan filsafat diislam sangat pesat. Yang didorong dengan berpikir rasional. Sehingga lahirlah filsafat modern yang ditandai karena krisis pada abad pertengahan krisis disini adalah krisis terhadap keyakinan. Maka dengan lahirnya filsafat modern islam mencoba mempersatukan gereja-gereja yang terpecah belah. Yang bertuuan untuk meluruskan padanngan hidup orangb kristiani berdasarkan filsafat.
            3.2 Saran
Dengan adanya aliran-aliran ini kita sebagai mahasiswa dapat memilah-milih mana aliran yang baik untuk kita percayai tapi tidak untuk menyakininya. Semoga kita menjadi orang yang selalu berpikir rasional.







DAFTAR PUSTAKA
Tafsir, Ahmad. 2010, Filsafat Umum. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Achmadi, Asmoro. 2010. Filsafat Umum. Jakarta: Rajawali Pers.
Salam, Burhanuddin. 2009. Pengantar Filsafat. Jakarta : Bumi Aksara.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar