MAKALAH DAKWAH DAN TEORI KOMUNIKASI- Tiada kata yang pantas kita ucapkan dalam kehidupan kita sehari-hari melainkan kata puji syukur kepada Allh SWT yang selalu memberi kita rahmat dan nikmatnya sehingga kita bisa melaksanakan aktifitas kita sehari-hari. shalawat dan salam semoga selalu tetap tercurah atas nabi Muhammad SAW. saudar sekalian dalam kesempatan ini saya sedikit menulis tentang makalah dan teori komunikasi.
berikut kami saji kan untuk saudar sekalian.
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Hal yang melatar belakangi pembuatan
makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah pengantar komunikasi. Bahwasanya kita ketahui berkomunikasi itu
sangatlah penting dalam kehidupan sehari hari dalam bermasyarakat. Dalam berkomunikasi dengan baik dapat membentuk
suatu keperibadian seseorang yang mencerminkan dalam berkomunikasi.
Nah, hubungan dakwah dengan komunikasi
memiliki kaitan yang sangat erat dan tidak dapat dipisahkan , dakwah merupakan
salah satu bentuk komunikasi manusia. Dan dapat menjadi suatu sumber etika dan
moral seseorang tersebut
B.
Tujuan
Tujuan dalam pembuatam makalah ini
adalah agar setiap para pembaca dapat mengetahui dan memahami bagai mana cara
berkomnikasi itu, dan bagaimana berkomunikasi yang baik dalam bermasyarakat.
C.
Rumusan Makalah
1. Apa itu empati ?
2. Apakah pengertian informasi dan non
verbal ?
3. Bagaimana cara menggunakan bahasa non
verbal
4. Apa saja bentuk komunikasi non verbal.
BAB II
PEMBAHASAN
DAKWAH DAN TEORI KOMUNIKASI
2.1 TEORI EMPATI
DAN TEORI HOMOPOLI
Menurut
Bullmer, empati adalah suatu proses ketika seseorang merasakan perasaan orang
lain dan menangkap arti perasaan itu, kemudian mengkomunikasikannya dengan
kepekaan sedemikian rupa hingga menunjukkan bahwa ia sungguh-sungguh mengerti
perasaan orang lain itu. Bullmer menganggap empati lebih merupakan pemahaman
terhadap orang lain ketimbang suatu diagnosis dan evaluasi terhadap orang lain.
Empati menekankan kebersamaan dengan orang lain lebih daripada sekadar hubungan
yang menempatkan orang lain sebagai obyek manipulatif.
Taylor menyatakan
bahwa empati merupakan faktor esensial untuk membangun hubungan yang saling
memercayai. Ia memandang empati sebagai usaha menyelam ke dalam perasaan orang
lain untuk merasakan dan menangkap makna perasaan itu. Empati memberikan
sumbangan guna terciptanya hubungan yang saling memercayai karena empati
mengkomunikasikan sikap penerimaan dan pengertian terhadap perasaan orang lain
secara tepat.
Menurut
definisi Thomas F. Mader & Diane C. Mader (Understanding One Another:
1990), empati adalah kemampuan seseorang untuk share-feeling yang dilandasi
kepedulian. Kepedulian ini ada tingkatan-tingkatannya
Resonansi Perasaan
Empati
sering disebut-sebut sebagai resonansi dari perasaan. Secara fisika berarti ikut
bergetarnya suatu benda karena persamaan frekuensi. Dengan empati, seseorang
akan membuat frekuensi perasaan dalam dirinya sama dengan frekuensi perasaaan
yang dirasakan orang lain. Sehingga ia turut bergetar, turut memahami,
sekaligus merasakan apa yang dirasakan orang lain. Karena pikiran, kepercayaan,
dan keinginan seseorang berhubungan dengan perasaannya, seseorang yang
berempati akan mampu mengetahui pikiran dan mood orang lain.
Empati
ini sangat kita butuhkan. Empati ini akan membuat kita terbiasa melihat sesuatu
dari sisi yang lain. Empati akan membuat kita bisa cepat memisahkan orang dan
masalahnya; empati akan mendorong kita untuk lebih melihat bagaimana
menyelesaikan masalah ketimbang bagaimana menyerang orang.
2.2 TEORI INFORMASI DAN NON VERBAL
Informasi adalah suatu
pesan, yang disampaikan kepada orang lain
1. Komunikasi Non Verbal
Komunikasi nonverbal adalah komunikasi yang
menggunakan pesan-pesan nonverbal. Istilah nonverbal biasanya digunakan untuk
melukiskan semua peristiwa komunikasi di luar kata-kata terucap dan tertulis.
Secara teoritis komunikasi nonverbal dan komunikasi verbal dapat dipisahkan.
Namun dalam kenyataannya, kedua jenis komunikasi ini saling jalin menjalin,
saling melengkapi dalam komunikasi yang kita lakukan sehari-hari.
2.
Klasifikasi pesan
nonverbal.
Jalaludin Rakhmat
(1994) mengelompokkan pesan-pesan nonverbal sebagai berikut:
Pesan kinesik. Pesan nonverbal yang menggunakan gerakan tubuh yang berarti, terdiri dari tiga komponen utama: pesan fasial, pesan gestural, dan pesan postural.
Pesan kinesik. Pesan nonverbal yang menggunakan gerakan tubuh yang berarti, terdiri dari tiga komponen utama: pesan fasial, pesan gestural, dan pesan postural.
Pesan fasial
menggunakan air muka untuk menyampaikan makna tertentu. Berbagai penelitian
menunjukkan bahwa wajah dapat menyampaikan paling sedikit sepuluh kelompok
makna: kebahagiaan, rasa terkejut, ketakutan, kemarahan, kesedihan, kemuakan,
pengecaman, minat, ketakjuban, dan tekad.
Leathers (1976) menyimpulkan
penelitian-penelitian tentang wajah sebagai berikut:
a.
Wajah
mengkomunikasikan penilaian dengan ekspresi senang dan taksenang, yangmenunjukkan
apakah komunikator memandang objek penelitiannya baik atau buruk;
b.
Wajah
mengkomunikasikan berminat atau tak berminat pada orang lain atau lingkungan;
c.
Wajah
mengkomunikasikan intensitas keterlibatan dalam situasi situasi;
d.
Wajah
mengkomunikasikan tingkat pengendalian individu terhadap pernyataan sendiri;
dan wajah barangkali mengkomunikasikan adanya atau kurang pengertian.
Pesan gestural
menunjukkan gerakan sebagian anggota badan seperti mata dan tangan untuk
mengkomunikasi berbagai makna.
Pesan postural
berkenaan dengan keseluruhan anggota badan, makna yang dapat disampaikan
adalah:
a.
Immediacy yaitu
ungkapan kesukaan dan ketidak sukaan terhadap individu yang lain. Postur yang
condong ke arah yang diajak bicara menunjukkan kesukaan dan penilaian positif;
b.
Power
mengungkapkan status yang tinggi pada diri komunikator. Anda dapat membayangkan
postur orang yang tinggi hati di depan anda, dan postur orang yang merendah;
c. Responsiveness,
individu dapat bereaksi secara emosional pada lingkungan secara positif dan
negatif. Bila postur anda tidak berubah, anda mengungkapkan sikap yang tidak
responsif.
Pesan proksemik
disampaikan melalui pengaturan jarak dan ruang. Umumnya dengan mengatur jarak
kita mengungkapkan keakraban kita dengan orang lain.
Pesan artifaktual diungkapkan melalui penampilan tubuh, pakaian, dan kosmetik. Walaupun bentuk tubuh relatif menetap, orang sering berperilaku dalam hubungan dengan orang lain sesuai dengan persepsinya tentang tubuhnya (body image). Erat kaitannya dengan tubuh ialah upaya kita membentuk citra tubuh dengan pakaian, dan kosmetik.
Pesan paralinguistik adalah pesan nonverbal yang berhubungan dengan dengan cara mengucapkan pesan verbal. Satu pesan verbal yang sama dapat menyampaikan arti yang berbeda bila diucapkan secara berbeda. Pesan ini oleh Dedy Mulyana (2005) disebutnya sebagai parabahasa.
Pesan artifaktual diungkapkan melalui penampilan tubuh, pakaian, dan kosmetik. Walaupun bentuk tubuh relatif menetap, orang sering berperilaku dalam hubungan dengan orang lain sesuai dengan persepsinya tentang tubuhnya (body image). Erat kaitannya dengan tubuh ialah upaya kita membentuk citra tubuh dengan pakaian, dan kosmetik.
Pesan paralinguistik adalah pesan nonverbal yang berhubungan dengan dengan cara mengucapkan pesan verbal. Satu pesan verbal yang sama dapat menyampaikan arti yang berbeda bila diucapkan secara berbeda. Pesan ini oleh Dedy Mulyana (2005) disebutnya sebagai parabahasa.
Pesan sentuhan
dan bau-bauan.
Alat penerima
sentuhan adalah kulit, yang mampu menerima dan membedakan emosi yang
disampaikan orang melalui sentuhan. Sentuhan dengan emosi tertentu dapat
mengkomunikasikan: kasih sayang, takut, marah, bercanda, dan tanpa perhatian.
Bau-bauan,
terutama yang menyenangkan (wewangian) telah berabad-abad digunakan orang, juga
untuk menyampaikan pesan –menandai wilayah mereka, mengidentifikasikan keadaan
emosional, pencitraan, dan menarik lawan jenis.
3. Fungsi
pesan nonverbal.
Mark L. Knapp
(dalam Jalaludin, 1994), menyebut lima fungsi pesan nonverbal yang dihubungkan
dengan pesan verbal:
Repetisi, yaitu
mengulang kembali gagasan yang sudah disajikan secara verbal. Misalnya setelah
mengatakan penolakan saya, saya menggelengkan kepala.
Substitusi, yaitu menggantikan lambang-lambang verbal. Misalnya tanpa sepatah katapun kita berkata, kita menunjukkan persetujuan dengan mengangguk-anggukkan kepala.
Kontradiksi, menolak pesan verbal atau memberi makna yang lain terhadap pesan verbal. Misalnya anda ’memuji’ prestasi teman dengan mencibirkan bibir, seraya berkata ”Hebat, kau memang hebat.”
Substitusi, yaitu menggantikan lambang-lambang verbal. Misalnya tanpa sepatah katapun kita berkata, kita menunjukkan persetujuan dengan mengangguk-anggukkan kepala.
Kontradiksi, menolak pesan verbal atau memberi makna yang lain terhadap pesan verbal. Misalnya anda ’memuji’ prestasi teman dengan mencibirkan bibir, seraya berkata ”Hebat, kau memang hebat.”
Komplemen, yaitu
melengkapi dan memperkaya makna pesan nonverbal. Misalnya, air muka anda
menunjukkan tingkat penderitaan yang tidak terungkap dengan kata-kata.
Aksentuasi, yaitu menegaskan pesan verbal atau menggarisbawahinya. Misalnya, anda mengungkapkan betapa jengkelnya anda dengan memukul meja.
Aksentuasi, yaitu menegaskan pesan verbal atau menggarisbawahinya. Misalnya, anda mengungkapkan betapa jengkelnya anda dengan memukul meja.
Sementara itu,
Dale G. Leathers (1976) dalam Nonverbal Communication Systems, menyebutkan enam
alasan mengapa pesan verbal sangat signifikan. Yaitu:
a. Factor-faktor
nonverbal sangat menentukan makna dalam komunikasi interpersonal. Ketika kita
mengobrol atau berkomunikasi tatamuka, kita banyak menyampaikan gagasan dan
pikiran kita lewat pesan-pesan nonverbal. Pada gilirannya orang lainpun lebih
banya ’membaca’ pikiran kita lewat petunjuk-petunjuk nonverbal.
b. Perasaan
dan emosi lebih cermat disampaikan lewat pesan noverbal ketimbang pesan verbal.
c. Pesan
nonverbal menyampaikan makna dan maksud yang relatif bebas dari penipuan,
distorsi, dan kerancuan. Pesan nonverbal jarang dapat diatur oleh komunikator
secara sadar.
d. Pesan
nonverbal mempunyai fungsi metakomunikatif yang sangat diperlukan untuk
mencapai komunikasi yang berkualitas tinggi. Fungsi metakomunikatif artinya
memberikan informasi tambahan yang memeperjelas maksud dan makna pesan. Diatas
telah kita paparkan pesan verbal mempunyai fungsi repetisi, substitusi,
kontradiksi, komplemen, dan aksentuasi.
e. Pesan
nonverbal merupakan cara komunikasi yang lebih efisien dibandingkan dengan
pesan verbal. Dari segi waktu, pesan verbal sangat tidak efisien. Dalam paparan
verbal selalu terdapat redundansi, repetisi, ambiguity, dan abtraksi.
Diperlukan lebih banyak waktu untuk mengungkapkan pikiran kita secara verbal.
f.
Pesan nonverbal
merupakan sarana sugesti yang paling tepat. Ada situasi komunikasi yang
menuntut kita untuk mengungkapkan gagasan dan emosi secara tidak langsung.
Sugesti ini dimaksudkan menyarankan sesuatu kepada orang lain secara implisit
(tersirat).
Faktor lingkungan
sebagai salah satu karakteristik penandaan nonverbal
dapat berupa
lingkungan atau benda-benda yang digunakan atau dimiliki seseorang yang dapat
merefleksikan makna tertentu yang berkaitan dengan orang tersebut. Misalnya,
ketika kita memasuki ruang atau rumah seseorang, dengan segera kita dapat
memperoleh kesan mengenai kepribadian penghuninya. Demikian pula dengan kesan
yang kita berikan pada seseorang dengan melihat mobil yang dikendarainya, perabot
rumahnya, asesorisnya, dan sebagainya. Hal ini terjadi karena orang cenderung
memilih benda atau
itu atribut lain
yang berhubungan erat dengan penampilan fisik, dan sangat jelas berperan
sebagai penanda makna tertentu adalah cars berpakaian.
Biasanya ketika
orang memilih dan memutuskan untuk memakai pakaian tertentu, maka merefleksikan
citra diri dan kepribadiannya.
Penampilan fisik
acapkali mengekspresikan penandaan nonverbal tertentu. Hal ini dapat kita
rasakan ketika memberikan stereotipe tertentu yang berkaitan dengan keadaan
fisik seseorang. Misalnya orang yang gemuk dianggap sebagai periang dan orang
yang kurus sebagai orang yang serius. Demikian pula dengan panjang atau
potongan rambut tertentu. Beberapa karakter fisik lainnya yang dianggap
berperan dalam penandaan nonverbal mencakup berat badan, tinggi badan, wama
kulit, kontur wajah, dan berbagai jenis bekas luka atau cacat fisik. Sementaradia
secara sadar telah menggunakan tanda nonverbal untuk mengekspresikan makna melalui kesan tertentu dalam
penampilannya. Seperti dikemukakan oleh Ronald B. Adler dan George Rodman dalam
bukunya Understanding Human Communication, bahwa salah satu kategori komunikasi
nonverbal yang penting adalah clothing atau cara berpakaian. Pakaian yang
dikenakan merupakan satu alat komunikasi. Orang-orang dengan sengaja
mengirimkan pesan tentang diri mereka melalui apa yang mereka kenakan dan kits berusaha menginterpretasikannya
berdasarkan pada pakaian yang dikenakan.
Dengan demikian, pakaian tidak hanya melindungi kita dari panas dan dingin,
namun melalui pakaian dapat menjadi indikator dari status sosial ekonomi
seseorang, penanda dari peran-peran tertentu (ABRI, Pegawai Negeri Sipil) dan
sebagainya.
Haptics atau
sentuhan atau kontak tubuh dikatakan oleh Emmert dan Donaghy sebagai cara
terbaik untuk mengkomunikasikan sikap pribadi, baik yang positif maupun yang
negatif. Frekuensi dan durasi sentuhan dapat menjadi indikator tentang
persahabatan dan rasa suka di antara orang yang melakukannya. Sentuhan dapat
pula menjadi indikator yang paling ekstrim dari rasa tidak suka atau kemarahan,
seperti menampar, menyepak, memukul, dan sebagainya. Cara-cara atau bentuk
sentuhan dapat pula menunjukkan posisi orang dalam hubungan dengan orang
lainnya, khususnya dalam pengertian dominan dan submisif (seperti mengelus
kepala, mencium tangan, dan sebagainya)
4. Teori non verbal
Bahasa non
verbal merupakan salah satu bentuk komunikasi yang sering digunakan dalam
presentasi, dimana penyampaiannya bukan dengan kata-kata ataupun suara tetapi
melalui gerakan-gerakan anggota tubuh yang sering dikenal dengan istilah bahasa
isyarat atau body language. Selain itu juga, penggunaan bahasa non verbal dapat
melalui kontak mata, penggunaan objek seperti pakaian, potongan rambut, dan
penggunaan simbol-simbol.
Menurut Drs.
Agus M. Hardjana, M.Sc., Ed. menyatakan bahwa: “Komunikasi non verbal yaitu
komunikasi yang pesannya dikemas dalam bentuk non verbal, tanpa kata-kata”.
Sedangkan
menurut Atep Adya Barata mengemukakan bahwa: “Komunikasi non verbal yaitu
komunikasi yang diungkapkan melalui pakaian dan setiap kategori benda lainnya
(the object language), komunikasi dengan gerak (gesture) sebagai sinyal (sign
language), dan komunikasi dengan tindakan atau gerakan tubuh (action language).
Dalam
kehidupan sehari-hari penggunaan bahasa non verbal sering digunakan oleh
seseorang, seperti:
·
Menganggukan kepala
yang berarti setuju,
·
Menggelengkan
kepala yang berarti tidak setuju,
·
Melambaikan tangan kepada orang lain, yang
berarti seseorang tersebut sedang memanggilnya untuk datang kemari,
·
Menunjukkan
jari kepada orang lain diikuti dengan warna muka merah, berarti ia sedang
marah,
·
Gambar pria
dan wanita di sebuah toilet, berarti seseorang boleh masuk sesuai dengan
jenisnya.
5. Bentuk-bentuk komunikasi non verbal terdiri dari tujuh
macam yaitu:
1.
Komunikasi
visual
Komunikasi
visual merupakan salah satu bentuk komunikasi yang digunakan untuk menyampaikan
pesan berupa gambar-gambar, grafik-grafik, lambang-lambang, atau simbol-simbol.
Dengan
menggunakan gambar-gambar yang relevan, dan penggunaan warna yang tepat, serta
bentuk yang unik akan membantu mendapat perhatian pendengar. Dibanding dengan
hanya mengucapkan kata-kata saja, penggunaan komunikasi visual ini akan lebih
cepat dalam pemrosesan informasi kepada para pendengar.
2.
Komunikasi
sentuhan
Ilmu yang
mempelajari tentang sentuhan dalam komunikasi non verbal sering disebut Haptik.
Sebagai contoh: bersalaman, pukulan, mengelus-ngelus, sentuhan di punggung dan
lain sebagainya merupakan salah satu bentuk komunikasi yang menyampaikan suatu
maksud/tujuan tertentu dari orang yang menyentuhnya.
3.
Komunikasi gerakan tubuh
Kinesik atau
gerakan tubuh merupakan bentuk komunikasi non verbal, seperti, melakukan kontak
mata, ekspresi wajah, isyarat dan sikap tubuh. Gerakan tubuh digunakan untuk
menggantikan suatu kata yang diucapkan. Dengan gerakan tubuh, seseorang dapat
mengetahui informasi yang disampaikan tanpa harus mengucapkan suatu kata.
Seperti menganggukan kepala berarti setuju.
4.
Komunikasi
lingkungan
Lingkungan
dapat memiliki pesan tertentu bagi orang yang melihat atau merasakannya.
Contoh: jarak, ruang, temperatur dan warna. Ketika seseorang menyebutkan bahwa
”jaraknya sangat jauh”, ”ruangan ini kotor”, ”lingkungannya panas” dan
lain-lain, berarti seseorang tersebut menyatakan demikian karena atas dasar
penglihatan dan perasaan kepada lingkungan tersebut.
5.
Komunikasi penciuman
Komunikasi
penciuman merupakan salah satu bentuk komunikasi dimana penyampaian suatu
pesan/informasi melalui aroma yang dapat dihirup oleh indera penciuman.
Misalnya aroma parfum bulgari, seseorang tidak akan memahami bahwa parfum
tersebut termasuk parfum bulgari apabila ia hanya menciumnya sekali.
6.
Komunikasi
penampilan
Seseorang yang
memakai pakaian yang rapi atau dapat dikatakan penampilan yang menarik,
sehingga mencerminkan kepribadiannya. Hal ini merupakan bentuk komunikasi yang
menyampaikan pesan kepada orang yang melihatnya. Tetapi orang akan menerima
pesan berupa tanggapan yang negatif apabila penampilannya buruk (pakaian tidak
rapih, kotor dan lain-lain).
7.
Komunikasi
citrasa
Komunikasi
citrasa merupakan salah satu bentuk komunikasi, dimana penyampaian suatu
pesan/informasi melalui citrasa dari suatu makanan atau minuman. Seseorang
tidak akan mengatakan bahwa suatu makanan/minuman memiliki rasa enak, manis,
lezat dan lain-lain, apabila makanan tersebut telah memakan/meminumnya.
Sehingga dapat dikatakan bahwa citrasa dari makanan/minuman tadi menyampaiakan
suatu maksud atau makna
BAB III
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
Menurut bullmer empati adalah suatu peroses ketika
seseorang merasakan perasaan orang lain dan menangkap arti perasaan itu,
kemudian mengkomunikasikannya dengan kepekaan yang sedemikian rupa hingga
menunjujkan bahwa ia sungguh sungguh mengerti perasaan orang lain itu.
Empati ini sangat kita butuhkan, empati ini akan
membuat kita terbiasa melihat sesuatu dari sisi lain.
Komunikasi non verbal adalah komunikasi yang
menggunakan pesan pesan non verbal , istilah non verbal biasa digunakan untuk
melukiskan semua peristiwa komunikasi di luar kata kata terucap dan tertulis.
menurut Drs Agus
M mengatakan bahwa komnikasi non verbal itu
yaitu komunikasi yang pesannya dikemas dalam bentuk non verbal.
5.2 PESAN DAN SARAN
Dalam pembuatan makalah ini masih banyak
terdapat kesalahan dan kekurangan, saran penulis kepada para pembaca agar dapat
memberi keritikan dan saran yang bersifat membangun, untuk kedepan yang lebih baik lagi.
sekian kiranya yang dapat saya jabarkan lebih dan kurang saya mohon maaf semoga apa yang saya tulis ini menjadi bermanfaat untuk saudara sekalian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar