Minggu, 25 Januari 2015

MAKALAH KOMUNIKASI DAKWAH

MAKALAH KOMUNIKASI DAKWAH- Di dalam kehidupan kita senentiasa berkomunikasi. kadang-kadang kita melarang seseorang untuk tidak memperbuat sesuatu yang bisa menyebabkan orang lain teraniaya atau mengingatkan seseorang untuk bebrbuat kebajikan. tanpa kita sadari kita sudah melkukan sebuah dakwah bil lisan.
Nah pada kesempatan ini saya akan sedikit membahas tentang bagaimana komunikasi dakwah. selamat membaca.
BAB I
KONSEP DASAR KOMUNIKASI DAKWAH
1.1.          Hakikat Komunikasi Dakwah.                                                                               
Potensi Komunikasi dalam Al-qur’an
     Kedudukan komunikasi dalam islam mendapat tekanan yang cukup kuat bagi manusia sebagai anggota masyarakat dan sebagai makhluk tuhan. Dalam al-qur’an terdapat banyak sekali ayat yang menggambarkan tentang proses komunikasi. Salah satu diantaranya adalah dialog yang terjadi pertama kali antara allah swt, malaikat, dan manusia. Dialog tersebut sekaligus menggambarkan salah satu potensi manusia yang dianugerahkan allah swt kepada manusia. Potensi tersebut dapat dilihat dalam Q.S. Al-baqarah:31-33
Ayat diatas, menginformasiakan bahwa sesungguhnya manusia dianugerahi allah swt potensi untuk mengetahui nama atau fungsi dan karakteristik benda-benda disekitarnya. Misalnya; fungsi api, fungsi angin, dan sebagainya, sekaligus dia (manusia) juga dianugerahi potensi untuk berbahasa. Sistem pengajaran bahasa kepada manusia bahkan dimulai dengan mengajarkan kata kerja, tetapi mengajarkannya terlebih dahulu nama- nama. Dengan pengajaran tersebut, sekaligus membuktikan bahwa manusia dengan potensi-potensi yang ada memiliki kemampuan yang lebih dibandingkan dengan makhluk yang lain, termasuk malaikat.                                                                                                                       Sekali lagi, salah satu keistimewaan manusia yang terekam dalam ayat diatas adalah kemampuannya dalam mengekspresikan apa yang terlintas dalam benaknya serta kemampuannya menangkap bahasa sehingga mengantarkan manusia untuk “mengetahui”. Di sisi lain adalah kemampuan manusia untuk merumuskan ide dan memberi nama bagi segala sesuatu merupakan langkah menuju terciptanya manusia berpengetahuan dan lahirlah ilmu pengetahuan.                                                                                                                                           Demikian penafsiran salah satu ayat yang terdapat dalam al-qur’an mengenai cikal bakal proses komunikasi kepada adam as sebagai manusia pertama. Ayat tersebut, sekaligus menginformasikan bahwa komunikasi itu adalah sebagai proses komunikasi dalam memperoleh pengetahuan dan mengenali benda-benda di sekitar kita.
1.2.          Komunikasi.                                                                                     
Pengertian dan Komponen Komunikasi
     Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris “communication” berasal dari bahasa latin “communicatio”, bersumber dari “communis” yang berarti “sama”. Sama disini adalah dalam pengertian “sama makna”. Komunikasi minimal harus mengandung “kesamaan makna” antara dua belah pihak yang terlibat. Dikatakan “minimal” karena kegiatan komunikasi itu tidak bersifat “informatif” saja, yakni agar orang mengerti dan tahu, tetapi juga “persuasif”, yaitu agar orang bersedia menerima suatu paham atau kenyakinan, melakukan suatu kegiatan dan lain-lain.                                                                                               Komunikasi secara sederhana, dapat didefinisikan sebagai proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan akibat tertentu. Dalam pelaksanaannya, komunikasi dapat dilakukan secara primer (langsung) maupun secara sekunder (tidak langsung). Kegiatan komunikasi pada prinsipnya, adalah aktivitas pertukaran ide atau gagasan secara sederhana, dengan demikian kegiatan komunikasi itu dapat dipahami sebagai kegiatan penyampaian pesan atau ide, arti dari satu pihak ke pihak lain, dengan tujuan untuk komunikasi tersebut menghasilkan kesepakatan bersama terhadap ide atau pesan yang disampaikan tersebut.
Frank E.X. Dance, seorang sarjana yang menekuni ilmu komunikasi telah menginventaris ada sekitar 126 definisi komunikasi yang berbeda-beda antara satu dengan lainnya. Dari definisi tersebut, Dance telah menemukan 15 komponen konseptual pokok untuk merujuk pemahaman komunikasi, yaitu:
a.                 Simbol-simbol/verbal/ajakan
b.                Pengertian/pemahaman
c.                 Interaksi/hubungan proses sosial
d.                Pengurangan rasa ketidakpastian
e.                 Proses
f.                 Pengalihan/penyampaian/ pertukaran
g.                Menghubungkan
h.                Kebersamaan
i.                  Saluran/alat/jalur
j.                  Replikasi memori
k.                Tanggapan/deskriminatif
l.                  Tujuan/kesengajaan
m.              Stimuli
n.                Waktu/situasi
o.                Kekuasaan/kekuatan
1.3.          Prinsip-Prinsip Komunikasi.
     Adapun prinsip-prinsip komunikasi sebagaimana yang diungkapkan oleh Dedy Mulyana dalam buku ilmu komunikasi suatu pengantar secara ringkas adalah sebagai berikut:
1.    Komunikasi adalah suatu proses simbolik
2.    Setiap prilaku mempunyai potensi komunikasi
3.    Komunikasi mempunyai dimensi isi dan dimensi hubungan
4.    Komunikasi berlangsung dalam berbagai tingkat kesenjangan
5.    Komunikasi berlangsung dalam konteks ruang dan waktu
6.    Komunikasi melibatkan prediksi peserta komunikasi
7.    Komunikasi itu bersifat sistemik
8.    Semakin mirip latar belakang sosial budaya semakin efektif komunikasi
9.    Komunikasi bersifat nonsekuensial
10.                        Komunikasi bersifat prosesual, dinamis, dan transaksional
11.                        Komunikasi bersifat irreversible
12.                        Komunikasi bukan panasea untuk menyelesaikan berbagai masalah
1.4.           Dakwah.                                                                                           
Pengertian dan Unsur-Unsur Dakwah
Secara terminologis dakwah islam telah banyak didefinisikan oleh para ahli. Sayyid Qutb memberi batasan dengan “mengajak” atau “menyeru” kepada orang lain masuk kedalam sabil allah swt bukan untuk mengikuti da’i atau sekelompok orang. Ahmad Ghusuli menjelaskan bahwa dakwah merupakan pekerjaan atau ucapan untuk mempengaruhi manusia supaya mengikuti islam. Abdul al Badi Shadar membagi dakwah menjadi dua tataran yaitu dakwah fardiyah dan dakwah ummah. Sementara itu Abu Zahroh menyatakan bahwa dakwah itu dapat dibagi menjadi dua hal; pelaksanaan adkwah perseorangan dan organisasi. Sedangkan Ismail al-Faruqi mengungkapkan bahwa hakikat dakwah adalah kebebasan, universal, dan rasional.                                                                                         Pada intinya, pemahaman lebih luas dari pengertian dakwah yang telah didefinisikan oleh para ahli tersebut adalah: pertama, ajakan kejalan allah swt. Kedua, dilaksanakan secara berorganisasi. Ketiga, kegiatan untuk mempengaruhi manusia agarmasuk jalan allah swt. Keempat, sasaran bisa secara fardiyah atau jamaah. Dalam konteks dakwah istilah amar ma’ruf nahi munkar secara lengkap dan populer dipakai adalah yang terekam dalam al-qur’an surah Ali-Imran ayat 104:
Pada buku desain ilmu dakwah dalam pengertian keagamaan dakwah dimasukkan ke aktivitas tabligh (penyiaran), tatbig (penerapan/pengamalan), dan tandhim (pengelolaan). Dalam ilmu dakwah terungkap bahwa rumusan dakwah yang muncul adalah: 
1. Ilmu dakwah adalah ilmu yang mempelajari proses penyampaian ajran islam kepada umat. 
2. Ilmu dakwah adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari gejala penyampaian agama dan proses keagamaan dalam segala seginya. Ada dua segi dakwah yang meskipun tidak dapat dipisahkan, dapat dibedakan, yaitu menyangkut “isi” dan “bentuk”, “subtansi” dan “forma”, ”pesan” dan “cara penyampaian”, “esensi” dan “metode”. Dakwah tentu menyangkut kedua-duanya sekaligus, dan sebenarnya tidak dapat terpisahkan, dan semuanya itu mempunyai dimensi universal yang tidak terikat oleh ruang dan waktu. Dalam hal ini, subtansi dakwah adalah pesan keagamaan itu sendiri al dinu al nashihah, “agama adalah pesan”.                                                                                    
 Sisi kedua dalam dakwah adalah sisi bentuk, forma, cara penyampaian dan metode yang disebut dalam al-qur’an sebagai syir’ah dan manhaj yang bisa berbeda-beda menurut tuntunan ruang dan waktu. Q.S. al-maidah ayat 48:
Dalam kegiatan dan aktivitas dakwah perlu diperhatikan unsur-unsur yang terkandung dalam dakwah atau dalam bahasa lain adalah komponen-komponen yang harus ada dalam setiap kegiatan dakwah. Dan desain pembentuk tersebut adalah meliputi:                                     
Da’i                                                                                                                                              Adalah orang yang melaksanakan dakwah baik secara lisan maupun tulisan ataupun perbuatan dan baik secara individu, kelompok atau bentuk organisasi atau lembaga. Maka, yang dikenal sebagai da’i atau komunikator dakwah itu dapat dikelompokkan menjadi:          
1. Secara umum adalah setiap muslim atau muslimat yang mukallaf (dewasa) dimana bagi mereka kewajiban dakwah merupakan suatu yang melekat, tidak terpisahkan dari misinya sebagai penganut islam, sesuai dengan perintah: “sampaikanlah walau satu ayat”.                 
2. Secara khusus adalah mereka yang mengambil keahlian khusus (mutakhasis) dalam bidang agama islam, yang dikenal dengan panggilan ulama.   
Mad’u
     Adalah manusia yang menjadi mitra dakwah atau menjadi sasaran dakwah atau manusia penerima dakwah, baik secara individu, kelompok, baik yang beragama islam maupun tidak, dengan kata lain manusia secara keseluruhan. Muhammad Abduh membagi mad’u menjadi tiga golongan yaitu:                              
1. Golongan cerdik cendekiawan yang cinta kebenaran dan dapat berpikir secara kritis, cepat menangkap persoalan.                                                                
2. Golongan awam yaitu kebanyakan oarang yang belum dapat berfikir secara kritis dan mendalam, belum dapat menangkap pengertian-pengertian yang tinggi.  Golongan yang berbeda dari golongan yang diatas adalah mereka yang senang membahas sesuatu, tetapi hanya dalam batas tertentu, tidak sanggup mendalami benar.   
            Materi/Pesan Dakwah                                                                                               
adalah isi pesan yang disampaikan da’i kepada mad’u. Pada dasarnya pesan dakwah itu adalah ajaran islam itu sediri. Secara umum dapat dikelompokkan menjadi:                                
1. Pesan aqidah.                                                                                             
2. Pesan syari’ah.                                                                                           
3. Pesan akhlak.                                                                                                                      
Media Dakwah
Yakni alat yang dipakai untuk menyampaikan ajaran islam. Hamzah Ya’kub menbagi media dakwah menjadi lima:                                                                      
1. Lisan.                                                                                                                        
2. Tulisan.                                                                                                                    
3. Lukisan.                                                                                                                  
4. Audio Visual.                                                                                                          
5. Akhlak.                                                                                                                  
Efek Dakwah                                                                                                            
Efek dalam ilmu komunikasi biasa disebut dengan feed back (umpan balik) adalah umpan balik dari proses dakwah. Dalam bahasa sederhananya adalah reaksi dakwah yang ditimbulkan oleh aksi dakwah. Menurut Jalaluddin Rahmat efek dapat menjadi pada tataran yaitu:                                                                           
1. Efek kognitif, yaitu terjadi jika ada perubahan pada apa yang diketahui, dipahami, dan dipersepsi oleh khalayak, yang meliputi segala yang berkaitan dengan transmisi pengetahuan, keterampilan, kepercayaan, atau informasi.                               
 2. Efek afektif, yaitu timbul jika ada perubahan pada apa yang dirasakan, disenangi, atau dibenci khalayak, yang meliputi segala yang berkaitan dengan emosi, sikap, serta nilai.
   3. Efek behavioral, yaitu merujuk pada perilaku nyata yang dapat diamati, yang meliputi pola-pola tindakan, kegiatan, atau kebiasaan tindakan berperilaku.                       
Metode Dakwah                                                                                                         
Adalah cara-cara yang dipergunakan da’i untuk menyampaikan pesan dakwah atau serentetan kegiatan untuk mencapai tujuan dakwah. Sementara itu, dalam komunikasi metode lebih dikenal dengan kata approach, yaitu cara-cara yang digunakan oleh seseorang komunikator untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Secara terperinci metode dakwah dalam al-qur’an terekam pada Q.S. al-nahl ayat 105:
Dari ayat tersebut, terlukiskan bahwa ada tiga metode yang menjadi dasar dakwah yaitu:                                                                                                                               
1. Hikmah, yaitu berdakwah dengan memperhatikan situasi dan kondisi sasaran dakwah dengan menitikberatkan pada kemampuan mereka, sehingga didalam menjalankan ajaran islam selanjutnya mereka tidak lagi merasa terpaksa atau keberatan.    
2. Mauidhah hasanah, yaitu berdakwah dengan memberika nasihat-nasihat, sehingga nasihat dan ajaran islam yang disampaikan itu menyentuh hati mereka.          
3. Mujadalah, yaitu berdakwah dengan cara bertukar pikiran dan membantah dengan cara yang baik dengan tidak memberiakan tekanan dan tidak pula menjelekkan yang menjadi mitra dakwah.
Prinsip-Prinsip Dakwah
     Menurut Ahmad Mubarok dalam pengantarnya di buku psikologi dakwah terangkum dalam:                                                                                                        
1. Berdakwah itu harus dimulai dari diri sendiri (ibda’ binafsi) dan kemudian menjadikan keluarganya sebagai contoh bagi masyarakat.                             
2. Secara mental da’i harus siap menjadi ahli waris para nabi yakni mewarisi perjuangan yang berisiko.                                                                                      
3. Da’i harus menyadari bahwa masyarakat membutuhkan waktu untuk dapat memahami pesan dakwah.                                                                                              
4. Da’i juga harus menyelami alm pikiran masyarakat sehingga kebenaran islam tidak disampaikan dengan menggunakan logika masyarakat, sebagaimana pesan rasul khatib an-nas al-qadri ‘uqulihim.                                                                          
5. Dalam menghadapi kesulitan, da’i harus bersabar, jangan bersedih atas kekafiran masyarakat dan jangan sesak nafas terhadap tipu daya mereka.                                    
6. Citra positif dakwah akan sangat melancarkan komunikasi dakwah, sebaliknya citra buruk akan membuat semua aktivitas dakwah menjadi kontradiktif.
7. Da’i harus memperhatikan tertib urutan pusat perhatian dakwah, yaitu prioritas pertama berdakwah dengan hal-hal yang bersifat universal yakni al-khoir (kebajikan), yad’una ila al-khoir, baru kepada amar ma’ruf dan kemudian nahi munkar.          
     Sedangkan prinsip-prinsip dakwah jika ditinjau dari da’i makna persepsi dari masyarakat secara jama’ adalah:                                                                                       
1. Dakwah sebagai tabligh.                                                                                        
2. Dakwah sebagai ajakan.                                                                                         
3. Dakwah sebagai pekerjaan menanam.                                                                        
4. Dakwah sebagai akulturasi nilai.                                                                            
5. Dakwah sebagai pekerjaan membangun.
Pengertian Komunikasi Dakwah
     Ahmad mubarok dalam buku psikologi dakwah mengungkapkan bahwa kegiatan dakwah adalah kegiatan komunikasi, dimana da’i mengkomunikasikan pesan dakwah kepada mad’u baik secara perorangan maupun kelompok. Secara teknis, dakwah adalah komunikasi da’i (komunikator) dan mad’u (komunikan). Semua hukum yang berlaku dalam ilmu komunikasi berlaku juga dalam dakwah, dan bagaimana mengungkapkan apa yang tersembunyi dibalik perilaku manusia dakwah sama juga dengan apa yang harus dikerjakan pada manusia komunikan. Komunikasi sifatnya lebih netral dan umum, sedangkan dalam dakwah terkandung nilai kebenaran dan keteladanan islam.                                                                   Dengan demikian, apabila kita menelaah komunikasi dakwah dengan pendekatan komunikologis maka harus diteropong dengan pendekatan dalam dimensi das sein, das sollen, dan das woslen, serta dalam ruang lingkup makro, meso, dan mikro yang merupakan entitas dakwah.                                                                    Untuk itu, konsep komunikasi dakwah dapat dilihat dalam arti yang luas dan terbatas. Dalam arti luas, komunikasi dakwah meliputi peran dan fungsi komunikasi diantara semua pihak yang terlibat dalam dakwah terutama antara da’i dan mad’u, sejak dari proses perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian terhadap dakwah. Sedangkan dalam arti yang sempit, komunikasi dakwah merupakan segala upaya dan cara, metode serta teknik penyampaian pesan dan keterampilan-keterampilan dakwah yang ditujukan kepada umat atau masyarakat secara luas.                       Jadi, komunikasi daakwah adalah proses penyampaian informasi atau pesan dari seseorang atau sekelompok orang kepada seseorang atau sekelompok orang lainnya yang bersumber dari al-qur’an dan hadits dengan menggunakan lambang-lambang baik secara verbal maupun non verbal dengan tujuan untuk mengubah sikap, pendapat, atau perilaku orang lain yang lebih baik sesuai ajaran islam, baik langsung secara lisan maupun tidak langsung melalui media.
2.1.          Objek kajian ilmu komunikasi.
Berdasarkan objeknya,ilmu pengetahuan dapat dibedakan atas ilmu alam dan ilmu sosial. yang dicari manusia dalam ilmu pengetahuanadalah kebenaran, persesuaian antara tahu dan objek.


Objek kajian ilmu komunikasi
Paradikma dalam ilmu komunikasi sebagai ilmu sosial lainya menjadi penting mengingat objek yang abstak, tiga paradikma yang ada dalam memandang ilmu komunikasi bisa sama benarnya, dan bisa sama salahnya. Namun, betapapun spekulatifnya, sifat tegas tetap diperlukan.Menurut defenisi yang dikemukakan oleh Carl I Hovlan ilmu komunikasi adalah: upaya yang sistematis untuk merumuskan secara tegas asas-asas penyampaian informasi serta pembentukan pendapat atau sikap.
Objek kajian dakwah
Objek kajiandakwah ialah hubungan interaksional antara subjek dakwah dan subjek sasaran dakwah dengan mengunakan metode, media, dan materi dakwah tertentu untuk mencapai tujuan tertentu.
a.     Subjek dakwah tertentu berhubungan dengan religionitas subjek sasaran dakwah
b.    Media dakwah tertentu berhubungan dengan religionitas subjek sasaran dakwah
c.     Media dakwah tertentu berhubungan dengan subjek relegionitas sujek sasaran dakwah
d.    Media dakwah tertentu berhubungan dengan religionitas subjek sasaran dakwah
e.     Situasi objektif subjektif sasaran dakwah berhubungan dengan religionitas sendiri
2.2.          Peran, Fungsi dan Kegunaan Komunikasi Dakwah.
Fungsi adalah potensi yang dapat di gunakan untuk memenuhi tujuan-tujuan tertentu. Revolusi informasi adalah ancaman bagi struktur kekuasaan dunia. Serta komunokasi akan terus berkembang selama ilmu komunikasi itu ada.

BAB II
SEJARAH KOMUNIKASI DAKWAH
2.1. Sejarah Komunikasi.                                                                                             
Cikal Bakal Komunikasi
Pada awal kehidupan di dunia, komunikasi digunakan untuk mengungkapkan kebutuhan organisasi. Sinyal-sinyal kimiawi pada organisasi awal digunakan untuk reproduksi.Berikut ini akan kita telusuri usaha-usaha manusia dalam berkomunikasi lebih jauh, dapat dilihat dari berbagai bentuk kehidupan mereka masalalu. Berikut ini beberapa tahap generasi tahapan dakwah.
-        Bentuk kecakapan lisan
-        Bentuk kecakapan tulisan
-        Bentuk kecakapan cetak
Perkembangan Komunikasi Secara Keilmuan
Dari segi ilmu, perkembangan komunikasi sejak zaman yunani mulai digunakan manusia untuk mempermudah terujudnya kepentingan mereka. Terlepas dari besar proporsi perannya, secara umum terdapat tiga stater motor penggeraksehingga komunikasi kemudian mengemuka dan menjadi dibutuhkan sesuai zamannya.
2.2. Perkembangan Komunikasi Dakwah.
Sebenarnya, kehadiran komunikasi dakwah dapat dipandang sebagai sebagai perwujutan respons kalangan disiplin dakwah untuk menyumbang dan menerapkan ilmunya dalam rangka ikut mengambil bagian menjawab tantangan dan tuntutan dakwah. Respons tersebut analok dengan tumbuhnya kontribusi dari berbagai disiplin ilmu yang lainya. Yang jugamengkhususkan diri bagi kepentingan perkembangan dakwah. Seperti ilmu dakwah, psikologi dakwah, manajemen dakwah, filsafat dakwah, dan sebagainya.semua ini mempunyai keterkaitan secara vsinergis dan komplemen dalam perkembangan dakwah.
     Keilmuan komunikasi dakwah boleh dibilang masi sangat prematur dibandingkan dengan keilmuan-keilmuan lainya. Untuk itu, perkembangan seperti ilmu lainya. Untuk itu, perkembanganya seperti ilmu-ilmu lainya dalam kelompok dakwah akan terus membutuhkan kajian dan penelitian secara kontinu dan mendalam guna menemukan bentuk yang sempurna. Dan sebagaimana dengai ilmu-ilmu lainnya yang memiliki sifat progresif, komunikasi dakwah akan terus mengalami perkembangan mengikuti perkembangan peradaban manusia.

BAB III
KOMPONEN-KOMPONEN KOMUNIKASI DAKWAH
Komponen-komponen pembentuk komunikasi yang memungkinkan terjadinya proses komunikasi adalah komunikator, pesan, media, dan komunikan, dengan efek sebagai tolak ukur berhasil tidaknya komunikasi. Sedangkan komponen pembentuk komunikasi dakwah, adalah takjauh dengan komunikasi.
3.1. Dai dalam Komunikasi Dakwah.
Semua peristiwa komunikasi akan melibatkan sumber sebagai pembuat atau pengirim komunikasi. Termasuk dalam komunikasi dakwah. Pada dasarnya semua muslim berperan secara otomatis sebagai juru dakwah, artinya orang yang harus menyampaikan atau dikenal sebagai komunikator dakwah. Siapa saja dapat dikenal sebagai dai atau komunikator dakwah. Siapa saja yang yang dapat dikenal sebagai dai atau komunikator dakwah itu dapat dikelompokkan menjadi:
1.      Secara umum adalah setiap muslim atau muslimah yang mukalaf (dewasa) di mana kewajiban dakwah merupakan suatu yang melekat tidak terpisah dari misinya sebagai penganut umat islam, sesuai dengan perintah, sampaikanlah walau satu ayat.
2.      Secara khusus adalah mereka yang mengambil keahlian khusus (mutakhsis) dalam bidang agama islam, yang dikenal panggilan ulama.
Etos Komunikator Dakwah
Keefektifitas komunikasi dakwah sangat ditentukan oleh etos komunikator. Etos adalah nilai diri seseorang yang merupakan panduan dari kognisi, efeksi dan konasi. Kongnisi adalah proses memahami yang bersangkutan dengan pemikiran.
     Adapun faktor-faktor  pendukung etos ,  yang perlu dapat perhatian para komunikator dakwah demi efektifnya komunikasi yang akan dilancarkan meliputi;
a.     Kesiapan
b.    Kesungguhan (seriousness)
c.     Ketulusan
d.    Kepercayaan
e.     Ketenangan
f.     Keramahan
g.    Kesederhanaan
Sikap Komunikator Dakwah
Sikap adalah sebuah kesiapan kegiatan, suatu kecendrungan pada diri seseorang untuk melakukan suatu kegiatan menuju atau menjauhi nilai-nilai sosial. dalam hal ini, hubunganya dengan hubungan komunikasi yang melibatkan manusia-manusia sebagai sasaranya, pada diri komunikator sebaiknya terdapat lima sikap yaitu:
1.    Reseptif
2.    Selektif
3.    Dijestif
4.    Asimilatif
5.    Transmisif
Dari kelima hal tersebut merupakan unsur-unsur penting yang harus diperhatikan bagi seorang dai dalam kedudukanya sebagai komunikator dalam rangka pembinaan diri sebagai komunikator. Selain hal tersebut ada beberapa hal yang tidak kalah pada diri dai sebagai komunikator melancarkan komunikasi yaitu berupa daya tarik sumber dan kredibilitas sumber yaitu meliputi:
a.     Daya tarik sumber (source attractiveness)
b.    Kredibilitas sumber (source credibility)
3.2. Mad’u dalam Komunikasi Dakwah.
Dalam proses komunikasi telah dipahami bahwa keberadaan adalah akibat karena adanya sumber. Bentuk-bentuk dan tipologi mad’u;
-        Crowd
-        Publik
-        Massa
Menurut M. Bahari Gozali mengelompokkan mad’u berdasarkan tipologi dan klasifikasi masyarakat tersebut
-        Tipe inovator
-        Tipe pengikut
-        Tipe pengikut dini
-        Tipe pengikut akhir
-        Tipe kolot
3.3. Efek (sikap dan reaksi mad’u) dalam Komunikasi Dakwah.
Kadar Efek Dakwah
Efek atau pengaruh adalah perbedaan antara apa yang dipikirkan, dirasakan, dan dilakukan oleh penerima sebelum dan sesudah menerima pesan dakwah. Yang lebih tinggi lagi dari kadar jenis efek atau dalam tahap proses;
1.    Terbentuknya suatu pengertian atau pengetahuan (knowledge)
2.    Proses suatu sikap menyetujui atau tidak menyetujui (attitude)
3.    Proses terbentuknya gerak pelaksanaan (practice)
Efek Berdasarkan Responsi Mad’u
Ada hal yang penting yaitu mengenai feedback atau umpan balik. Umpan balik sangat memberikan peran yang sangat penting dalam komunikasi sebab ia menentukan berlanjutnya komunikasi atau berhentinya komunikasi yang di lancarkan oleh komunikator. Sifat dari umpan balik bisa bersipat positif atau negatif. Bersifat positif adalah tangapan respon atau reaksi komunikan yang menyenangkan komunikator sehinga komunikasi bisa berjalan dengan sebaiknya. Sebaliknya umpan balik negatif adalah tanggapan komunikan yang tidak menyenangkan komunikatornya sehingga komunikatornya engan untuk melanjutkan komunikasinya. Untuk itu, komunikator yang baik adalah orang yang selalu memperhatikan umpan balik, sehingga ia dapat mengubah gaya komunikasi dikala ia mengetahui umpan balik dari komunikan bersifat negatif.

BAB IV
DAKWAH SEBAGAI PROSES KOMUNIKASI DAKWAH
4.1. Proses Komunikasi.
Setiap orang mempunyai hasrat untuk berbicara’ mengungkapkan pendaapat, dan memperoleh informasi. Atas alasan-alasan itilah, tercipta apa yang dinamakan proses komunikasi. Manusia adalah mahluk individu dan mahluk sosial. dalam hubunganya dengan maanusia sebagai mahluk sosiaal, terkandung maksud bahwa manusia bagaimana juga tidak sdapat terlepas dari individu yang lain. Sebagai kodrati manusia akan selalu hidup bersama.
Proses Komunikasi Secara Primer
Proses komunikasi secara primer adalah proses menyampaikan pemikiran atau perasaan seseorang kepada orang lain yang menggambarkan lambang (simbol) sebagai media. Lambang sebagai media primer dalam proses komunikasi adalah bahasa, isyarat, gambar, warna dan lainya sebagainya.
Proses Komunikasi Secara Sekunder
Proses komunikasi secara skunder adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang setelah media pertama.secara ringkas, proses berlangsungnya komunikasi bisa digambarkan sebagai berikut;
-        Komunikator (sender)
-        Pesan (message)
-        Komunikan (receiver)
-        Komunikasi (receiver)
Sedangkan model-model yang diterapkaan dalam komunikasi adalah;
-        Model umpan balik
-        Model timbal balik
-        Model memusat
4.2. Dakwah Sebagai Proses Persuasif.
Proses persuasif bertujuan untuk mengubah sikap, pendapat dan prilaku. Istilah persuasif bersumber dari perkataan latin persuasio memiliki kata kerja persuadere yang berarti membujuk, mengajak, atau merayu.
Teori dan Metode Komunikasi Persuasif
Untuk kepentingan komunikasi persuasif, seorang komunikator dakwah hendaknya membekali diri mereka dengan teori-teori persuasif agar ia dapat menjadi komunikator yang efektif.
-        Metode asosiasi
-        Metode interaksi
-        Metode pay-off dan fear-arousing
-        Metode icing
Formula Komunikasi Persuasif
Untuk lebih berhasilnya komunikasi persuasif, perlu dilaksanakan secara sistematis. Dalam komunikasi ada sebuah formula yang dapat dijadikan landasan pelaksanaan yang bisa disebut dengan AIDDA. Formula ini merupakan kesatuan singkatan dari tahapan-tahapan komunikasi persuasif.
A  Attention         - perhatian
B  Interest                        - minat
C  Desire              - hasrat
D  Decision          - keputusan
A  Action             - kegiatan
Komunikasi persuasif, dimulai dengan upaya membangkitkan perhatian mad’u. Upaya ini tidak hanya bicara dengan kata-kata yang merangsang, tetapi juga dengan penampilan ketika menghadapi khalayak.

BAB V
EFEKTIVITAS KOMUNIKASI DAKWAH
5.1.        Komunikasi Efektif.
Tentu tidak mudah untuk membuat sebuah komunikasi itu berjalan dengan menghasilkan kesepakatan secara utuh sesuai dengan tujuanya. Karena salah satu prinsip dalam berkomunikasi adalah terdapat kesulitan-kesulitan pokok dalam mencapai tujuan. Persoalanya bagaimana kita mengatasi kesulitan-kesulitan tersebut.Untuk itu ada beberapa tahap mengubah dan menggugah dengan hati;
1.    Tahap pra pelaksana yaitu
-        Hati yang tulus
-        Penampilan yang bagus
-        Tujuan yang fokus
2.    Tahap pelaksana yaitu
-        Satukan hati dan visualisasi
-        Bahasa tubuh dan ekspresi
-        Lengkapi informasi
3.    Tahap pasca- pelaksana yaitu
-        Evaluasi diri dan perbaiki diri
Kejelasan dan Tujuan Target
Tujuan komunikasi yang jelas dan semakin spesifik akan menghasilkan komunikasi yang semakin membaik. Mengapa? Karena semakin spesifik tujuan aktifitas komunikasi, maka komunikasi tersebut akan semakin fokus. Tahap-tahap komunikasi;
-        Tahap lahir
-        Tahap tumbuh
-        Tahap dewasa
-        Tahap turun
Kejelasan Target Audience
Secara prinsip semakin jelas target audiensi yang ingin dibidik, maka efek komunikasi akan lebih optimal dan tepat sasaraan. Mad’u dakwah harus menyusun dan membuat klasifikasi target audience. Dari mereka yang tidak tau sama sekali tentang esensi islam, hingga mereka yang tahu, mendukung dan mau terlibat, inilah yang disebut dengan segmentasi.
Strategi Pesan
Aktivitas komunikasi dikatakan berhasil jika pesan yang disampaikan pengirim pesan dapat di pahami secara benar oleh target atau sasaran. Untuk itu, paling tidak ada dua hal yang harus di persiapkan secara matang dalam pengkomunikasian.
1.    Fokus pesan
2.    Cara atau pendekatan dalam menyampaikanya
Strategi Media
Strategi media merupakan bagian peroses dari informasi dan komunikasi yang akan dilaksanakan. Pemilihan media sangat menentukan keberhasilan, efektifitas dan efesiensi, komunikasi yang dilakukan.
5.2.        Hukum Komunikasi Efektif.
Ada beberapa,hukum prinsip dasar, yang harus kita perhatikan ketika berkomunikasi agar bisa berjalan dengan secara efektif
1.    Respect
2.    Empati
3.    Audible
4.    Kejelasan dari pesan yang kita sampaikan (clarity)
5.    Sikap rendah hati (backup)

BAB VI
BENTUK-BENTUK ETIKA KOMUNIKASI DALAM AL-QUR’AN
6.1. Kata-kata dalam Komunikasi Dakwah.
     Banyak orang keliru menganalisa seolah-olah kemajuan dunia barat bertopang primer pada matematika, fisika, atau kimia. Namun, jika mau lebih dalam lagi menyelam, maka kita akan melihat bahwa kemampuan luar biasa didunia barat dalam hal-hal ilmu alam berpijak pada kultur berabad-abad pendidikan bahasa. Yang berakar pada filsafat yunani yang tertumpu pada retorika.                                                                                                             
 Pengertian retorika biasanya kita anggap negatif, seolah-olah retorika hanya seni propaganda, dengan kata-kata yang bagus bunyinya, tetapi disangsikan kebenaran isinya. Padahal, arti asli dari retorika itu jauh lebih mendalam yakni pemekaran bakat-bakat tertinggi manusia, yakni rasio dan cita rasa lewat bahasa selaku kemampuan untuk berkomunikasi lewat medan pikiran. “to be victorious lords in the bottle of minds”. Maka retorika menjadi mata pelajaran poros demi emansipasi manusia menjadi tuan dan puan. (YB. Mangunwijaya, 11 Agustus 1992)
6.2. Prinsip-prinsip Komunikasi Dakwah dalam Al-qur’an.
1. Qawlan Adhima. Q.s. Al-Isra : 40
2. Qawlan Baligha. Q.s. An-Nisa : 63
3. Qawlan Karima. Q.s. Al-Isra : 23
4. Qawlan layyina. Q.s. Thaha : 43-44
5. Qawlan Maisura. Q.s. Al-Isra : 28
6. Qawlan Ma’rufan. Q.s. Al-Ahzab : 32
7. Qawlan Saddidan. Q.s. An-Nisa :
BAB VII
TEKS SURAT-SURAT NABI DALAM DAKWAH
1.                   Surat nabi untuk al-najasyi.
2.                   Surat nabi untuk caisar heraclius.
3.                   Surat nabi untuk kesra pemimpin persia.
4.                   Surat nabi untuk al-muqauqis.
5.                   Surat nabi untuk haudzhah al-hanafi.

6.                   Surat nabi untuk al-harits.

REFERENSI
Wahyu Ilaihi, Ma, (Komunikasi Dakwah) PT. Remaja Roda Karya

hanya itu yang dapat saya bahas. dan tulisan di atas merupakan resume dari referensi. terima kasih telah mampir kawan-kawan

3 komentar: