MAKALAH KOMUNIKASI DAKWAH- Di dalam kehidupan kita senentiasa berkomunikasi. kadang-kadang kita melarang seseorang untuk tidak memperbuat sesuatu yang bisa menyebabkan orang lain teraniaya atau mengingatkan seseorang untuk bebrbuat kebajikan. tanpa kita sadari kita sudah melkukan sebuah dakwah bil lisan.
Nah pada kesempatan ini saya akan sedikit membahas tentang bagaimana komunikasi dakwah. selamat membaca.
BAB I
KONSEP DASAR KOMUNIKASI DAKWAH
1.1.
Hakikat Komunikasi Dakwah.
Potensi Komunikasi dalam Al-qur’an
Kedudukan komunikasi
dalam islam mendapat tekanan yang cukup kuat bagi manusia sebagai anggota
masyarakat dan sebagai makhluk tuhan. Dalam al-qur’an terdapat banyak sekali
ayat yang menggambarkan tentang proses komunikasi. Salah satu diantaranya
adalah dialog yang terjadi pertama kali antara allah swt, malaikat, dan
manusia. Dialog tersebut sekaligus menggambarkan salah satu potensi manusia
yang dianugerahkan allah swt kepada manusia. Potensi tersebut dapat dilihat
dalam Q.S. Al-baqarah:31-33
Ayat diatas, menginformasiakan bahwa sesungguhnya manusia
dianugerahi allah swt potensi untuk mengetahui nama atau fungsi dan
karakteristik benda-benda disekitarnya. Misalnya; fungsi api, fungsi angin, dan
sebagainya, sekaligus dia (manusia) juga dianugerahi potensi untuk berbahasa.
Sistem pengajaran bahasa kepada manusia bahkan dimulai dengan mengajarkan kata
kerja, tetapi mengajarkannya terlebih dahulu nama- nama. Dengan pengajaran
tersebut, sekaligus membuktikan bahwa manusia dengan potensi-potensi yang ada
memiliki kemampuan yang lebih dibandingkan dengan makhluk yang lain, termasuk
malaikat. Sekali lagi,
salah satu keistimewaan manusia yang terekam dalam ayat diatas adalah kemampuannya
dalam mengekspresikan apa yang terlintas dalam benaknya serta kemampuannya
menangkap bahasa sehingga mengantarkan manusia untuk “mengetahui”. Di sisi lain
adalah kemampuan manusia untuk merumuskan ide dan memberi nama bagi segala
sesuatu merupakan langkah menuju terciptanya manusia berpengetahuan dan
lahirlah ilmu pengetahuan. Demikian
penafsiran salah satu ayat yang terdapat dalam al-qur’an mengenai cikal bakal
proses komunikasi kepada adam as sebagai manusia pertama. Ayat tersebut, sekaligus
menginformasikan bahwa komunikasi itu adalah sebagai proses komunikasi dalam
memperoleh pengetahuan dan mengenali benda-benda di sekitar kita.
1.2.
Komunikasi.
Pengertian dan Komponen Komunikasi
Istilah komunikasi atau
dalam bahasa Inggris “communication” berasal dari bahasa latin “communicatio”,
bersumber dari “communis” yang berarti “sama”. Sama disini adalah
dalam pengertian “sama makna”. Komunikasi minimal harus mengandung “kesamaan
makna” antara dua belah pihak yang terlibat. Dikatakan “minimal”
karena kegiatan komunikasi itu tidak bersifat “informatif” saja, yakni
agar orang mengerti dan tahu, tetapi juga “persuasif”, yaitu agar orang
bersedia menerima suatu paham atau kenyakinan, melakukan suatu kegiatan dan
lain-lain. Komunikasi
secara sederhana, dapat didefinisikan sebagai proses penyampaian pesan oleh
komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan akibat tertentu.
Dalam pelaksanaannya, komunikasi dapat dilakukan secara primer (langsung)
maupun secara sekunder (tidak langsung). Kegiatan komunikasi pada prinsipnya,
adalah aktivitas pertukaran ide atau gagasan secara sederhana, dengan demikian
kegiatan komunikasi itu dapat dipahami sebagai kegiatan penyampaian pesan atau
ide, arti dari satu pihak ke pihak lain, dengan tujuan untuk komunikasi
tersebut menghasilkan kesepakatan bersama terhadap ide atau pesan yang
disampaikan tersebut.
Frank E.X. Dance, seorang sarjana yang menekuni ilmu komunikasi
telah menginventaris ada sekitar 126 definisi komunikasi yang berbeda-beda
antara satu dengan lainnya. Dari definisi tersebut, Dance telah menemukan 15
komponen konseptual pokok untuk merujuk pemahaman komunikasi, yaitu:
a.
Simbol-simbol/verbal/ajakan
b.
Pengertian/pemahaman
c.
Interaksi/hubungan
proses sosial
d.
Pengurangan
rasa ketidakpastian
e.
Proses
f.
Pengalihan/penyampaian/
pertukaran
g.
Menghubungkan
h.
Kebersamaan
i.
Saluran/alat/jalur
j.
Replikasi
memori
k.
Tanggapan/deskriminatif
l.
Tujuan/kesengajaan
m.
Stimuli
n.
Waktu/situasi
o.
Kekuasaan/kekuatan
1.3.
Prinsip-Prinsip Komunikasi.
Adapun prinsip-prinsip
komunikasi sebagaimana yang diungkapkan oleh Dedy Mulyana dalam buku ilmu
komunikasi suatu pengantar secara ringkas adalah sebagai berikut:
1.
Komunikasi
adalah suatu proses simbolik
2.
Setiap
prilaku mempunyai potensi komunikasi
3.
Komunikasi
mempunyai dimensi isi dan dimensi hubungan
4.
Komunikasi
berlangsung dalam berbagai tingkat kesenjangan
5.
Komunikasi
berlangsung dalam konteks ruang dan waktu
6.
Komunikasi
melibatkan prediksi peserta komunikasi
7.
Komunikasi
itu bersifat sistemik
8.
Semakin
mirip latar belakang sosial budaya semakin efektif komunikasi
9.
Komunikasi
bersifat nonsekuensial
10.
Komunikasi
bersifat prosesual, dinamis, dan transaksional
11.
Komunikasi
bersifat irreversible
12.
Komunikasi
bukan panasea untuk menyelesaikan berbagai masalah
1.4.
Dakwah.
Pengertian dan Unsur-Unsur Dakwah
Secara terminologis dakwah islam telah banyak didefinisikan oleh
para ahli. Sayyid Qutb memberi batasan dengan “mengajak” atau “menyeru” kepada
orang lain masuk kedalam sabil allah swt bukan untuk mengikuti da’i atau
sekelompok orang. Ahmad Ghusuli menjelaskan bahwa dakwah merupakan pekerjaan
atau ucapan untuk mempengaruhi manusia supaya mengikuti islam. Abdul al Badi
Shadar membagi dakwah menjadi dua tataran yaitu dakwah fardiyah dan dakwah
ummah. Sementara itu Abu Zahroh menyatakan bahwa dakwah itu dapat dibagi
menjadi dua hal; pelaksanaan adkwah perseorangan dan organisasi. Sedangkan
Ismail al-Faruqi mengungkapkan bahwa hakikat dakwah adalah kebebasan,
universal, dan rasional. Pada intinya, pemahaman
lebih luas dari pengertian dakwah yang telah didefinisikan oleh para ahli
tersebut adalah: pertama, ajakan kejalan allah swt. Kedua,
dilaksanakan secara berorganisasi. Ketiga, kegiatan untuk mempengaruhi
manusia agarmasuk jalan allah swt. Keempat, sasaran bisa secara fardiyah
atau jamaah. Dalam konteks dakwah istilah amar ma’ruf nahi munkar secara
lengkap dan populer dipakai adalah yang terekam dalam al-qur’an surah Ali-Imran
ayat 104:
Pada buku desain ilmu dakwah dalam pengertian keagamaan dakwah
dimasukkan ke aktivitas tabligh (penyiaran), tatbig (penerapan/pengamalan), dan
tandhim (pengelolaan). Dalam ilmu dakwah terungkap bahwa rumusan dakwah yang
muncul adalah:
1. Ilmu dakwah adalah ilmu yang mempelajari proses penyampaian
ajran islam kepada umat.
2. Ilmu dakwah adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari
gejala penyampaian agama dan proses keagamaan dalam segala seginya. Ada dua
segi dakwah yang meskipun tidak dapat dipisahkan, dapat dibedakan, yaitu
menyangkut “isi” dan “bentuk”, “subtansi” dan “forma”, ”pesan” dan “cara
penyampaian”, “esensi” dan “metode”. Dakwah tentu menyangkut kedua-duanya
sekaligus, dan sebenarnya tidak dapat terpisahkan, dan semuanya itu mempunyai
dimensi universal yang tidak terikat oleh ruang dan waktu. Dalam hal ini,
subtansi dakwah adalah pesan keagamaan itu sendiri al dinu al nashihah,
“agama adalah pesan”.
Sisi kedua
dalam dakwah adalah sisi bentuk, forma, cara penyampaian dan metode yang
disebut dalam al-qur’an sebagai syir’ah dan manhaj yang bisa berbeda-beda
menurut tuntunan ruang dan waktu. Q.S. al-maidah ayat 48:
Dalam kegiatan dan aktivitas dakwah perlu diperhatikan unsur-unsur
yang terkandung dalam dakwah atau dalam bahasa lain adalah komponen-komponen
yang harus ada dalam setiap kegiatan dakwah. Dan desain pembentuk tersebut
adalah meliputi:
Da’i Adalah orang yang
melaksanakan dakwah baik secara lisan maupun tulisan ataupun perbuatan dan baik
secara individu, kelompok atau bentuk organisasi atau lembaga. Maka, yang
dikenal sebagai da’i atau komunikator dakwah itu dapat dikelompokkan menjadi:
1. Secara umum adalah setiap
muslim atau muslimat yang mukallaf (dewasa) dimana bagi mereka kewajiban dakwah
merupakan suatu yang melekat, tidak terpisahkan dari misinya sebagai penganut
islam, sesuai dengan perintah: “sampaikanlah walau satu ayat”.
2. Secara khusus adalah
mereka yang mengambil keahlian khusus (mutakhasis) dalam bidang agama islam,
yang dikenal dengan panggilan ulama.
Mad’u
Adalah manusia yang
menjadi mitra dakwah atau menjadi sasaran dakwah atau manusia penerima dakwah,
baik secara individu, kelompok, baik yang beragama islam maupun tidak, dengan
kata lain manusia secara keseluruhan. Muhammad Abduh membagi mad’u menjadi tiga
golongan yaitu:
1.
Golongan cerdik cendekiawan yang cinta kebenaran dan dapat berpikir secara
kritis, cepat menangkap persoalan.
2. Golongan
awam yaitu kebanyakan oarang yang belum dapat berfikir secara kritis dan
mendalam, belum dapat menangkap pengertian-pengertian yang tinggi. Golongan
yang berbeda dari golongan yang diatas adalah mereka yang senang membahas sesuatu,
tetapi hanya dalam batas tertentu, tidak sanggup mendalami benar.
Materi/Pesan
Dakwah
adalah
isi pesan yang disampaikan da’i kepada mad’u. Pada dasarnya pesan dakwah itu
adalah ajaran islam itu sediri. Secara umum dapat dikelompokkan menjadi:
1. Pesan aqidah.
2. Pesan syari’ah.
3. Pesan akhlak.
Media
Dakwah
Yakni
alat yang dipakai untuk menyampaikan ajaran islam. Hamzah Ya’kub menbagi media
dakwah menjadi lima:
1.
Lisan.
2.
Tulisan.
3.
Lukisan.
4. Audio Visual.
5.
Akhlak.
Efek
Dakwah
Efek
dalam ilmu komunikasi biasa disebut dengan feed back (umpan balik) adalah umpan
balik dari proses dakwah. Dalam bahasa sederhananya adalah reaksi dakwah yang ditimbulkan
oleh aksi dakwah. Menurut Jalaluddin Rahmat efek dapat menjadi pada tataran
yaitu:
1. Efek kognitif, yaitu
terjadi jika ada perubahan pada apa yang diketahui, dipahami, dan dipersepsi
oleh khalayak, yang meliputi segala yang berkaitan dengan transmisi
pengetahuan, keterampilan, kepercayaan, atau informasi.
2. Efek afektif, yaitu timbul jika
ada perubahan pada apa yang dirasakan, disenangi, atau dibenci khalayak, yang
meliputi segala yang berkaitan dengan emosi, sikap, serta nilai.
3. Efek
behavioral, yaitu merujuk pada perilaku nyata yang dapat diamati, yang meliputi
pola-pola tindakan, kegiatan, atau kebiasaan tindakan berperilaku.
Metode Dakwah
Adalah
cara-cara yang dipergunakan da’i untuk menyampaikan pesan dakwah atau serentetan
kegiatan untuk mencapai tujuan dakwah. Sementara itu, dalam komunikasi metode
lebih dikenal dengan kata approach, yaitu cara-cara yang digunakan oleh
seseorang komunikator untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Secara terperinci
metode dakwah dalam al-qur’an terekam pada Q.S. al-nahl ayat 105:
Dari ayat tersebut, terlukiskan bahwa ada tiga metode yang menjadi
dasar dakwah yaitu:
1.
Hikmah, yaitu berdakwah dengan memperhatikan situasi dan kondisi sasaran
dakwah dengan menitikberatkan pada kemampuan mereka, sehingga didalam
menjalankan ajaran islam selanjutnya mereka tidak lagi merasa terpaksa atau
keberatan.
2. Mauidhah hasanah,
yaitu berdakwah dengan memberika nasihat-nasihat, sehingga nasihat dan ajaran
islam yang disampaikan itu menyentuh hati mereka.
3. Mujadalah,
yaitu berdakwah dengan cara bertukar pikiran dan membantah dengan cara yang
baik dengan tidak memberiakan tekanan dan tidak pula menjelekkan yang menjadi
mitra dakwah.
Prinsip-Prinsip Dakwah
Menurut Ahmad Mubarok dalam pengantarnya di buku psikologi dakwah
terangkum dalam:
1.
Berdakwah itu harus dimulai dari diri sendiri (ibda’ binafsi) dan kemudian
menjadikan keluarganya sebagai contoh bagi masyarakat.
2. Secara mental da’i harus siap menjadi
ahli waris para nabi yakni mewarisi perjuangan yang berisiko.
3. Da’i harus menyadari
bahwa masyarakat membutuhkan waktu untuk dapat memahami pesan dakwah.
4.
Da’i juga harus menyelami alm pikiran masyarakat sehingga kebenaran islam tidak
disampaikan dengan menggunakan logika masyarakat, sebagaimana pesan rasul
khatib an-nas al-qadri ‘uqulihim.
5.
Dalam menghadapi kesulitan, da’i harus bersabar, jangan bersedih atas kekafiran
masyarakat dan jangan sesak nafas terhadap tipu daya mereka.
6. Citra
positif dakwah akan sangat melancarkan komunikasi dakwah, sebaliknya citra
buruk akan membuat semua aktivitas dakwah menjadi kontradiktif.
7. Da’i harus
memperhatikan tertib urutan pusat perhatian dakwah, yaitu prioritas pertama
berdakwah dengan hal-hal yang bersifat universal yakni al-khoir (kebajikan),
yad’una ila al-khoir, baru kepada amar ma’ruf dan kemudian nahi munkar.
Sedangkan prinsip-prinsip
dakwah jika ditinjau dari da’i makna persepsi dari masyarakat secara jama’
adalah:
1.
Dakwah sebagai tabligh.
2.
Dakwah sebagai ajakan.
3.
Dakwah sebagai pekerjaan menanam.
4.
Dakwah sebagai akulturasi nilai.
5.
Dakwah sebagai pekerjaan membangun.
Pengertian Komunikasi Dakwah
Ahmad mubarok dalam buku psikologi dakwah mengungkapkan bahwa kegiatan
dakwah adalah kegiatan komunikasi, dimana da’i mengkomunikasikan pesan dakwah
kepada mad’u baik secara perorangan maupun kelompok. Secara teknis, dakwah
adalah komunikasi da’i (komunikator) dan mad’u (komunikan). Semua hukum yang
berlaku dalam ilmu komunikasi berlaku juga dalam dakwah, dan bagaimana
mengungkapkan apa yang tersembunyi dibalik perilaku manusia dakwah sama juga
dengan apa yang harus dikerjakan pada manusia komunikan. Komunikasi sifatnya
lebih netral dan umum, sedangkan dalam dakwah terkandung nilai kebenaran dan
keteladanan islam. Dengan
demikian, apabila kita menelaah komunikasi dakwah dengan pendekatan
komunikologis maka harus diteropong dengan pendekatan dalam dimensi das
sein, das sollen, dan das woslen, serta dalam ruang lingkup makro, meso,
dan mikro yang merupakan entitas dakwah. Untuk
itu, konsep komunikasi dakwah dapat dilihat dalam arti yang luas dan terbatas.
Dalam arti luas, komunikasi dakwah meliputi peran dan fungsi komunikasi
diantara semua pihak yang terlibat dalam dakwah terutama antara da’i dan mad’u,
sejak dari proses perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian terhadap dakwah.
Sedangkan dalam arti yang sempit, komunikasi dakwah merupakan segala upaya dan
cara, metode serta teknik penyampaian pesan dan keterampilan-keterampilan
dakwah yang ditujukan kepada umat atau masyarakat secara luas. Jadi, komunikasi daakwah
adalah proses penyampaian informasi atau pesan dari seseorang atau sekelompok
orang kepada seseorang atau sekelompok orang lainnya yang bersumber dari al-qur’an
dan hadits dengan menggunakan lambang-lambang baik secara verbal maupun non
verbal dengan tujuan untuk mengubah sikap, pendapat, atau perilaku orang lain
yang lebih baik sesuai ajaran islam, baik langsung secara lisan maupun tidak
langsung melalui media.
2.1.
Objek kajian ilmu komunikasi.
Berdasarkan objeknya,ilmu pengetahuan dapat dibedakan atas ilmu
alam dan ilmu sosial. yang dicari manusia dalam ilmu pengetahuanadalah
kebenaran, persesuaian antara tahu dan objek.
Objek kajian ilmu komunikasi
Paradikma dalam ilmu komunikasi sebagai ilmu sosial lainya menjadi
penting mengingat objek yang abstak, tiga paradikma yang ada dalam memandang
ilmu komunikasi bisa sama benarnya, dan bisa sama salahnya. Namun, betapapun
spekulatifnya, sifat tegas tetap diperlukan.Menurut defenisi yang dikemukakan
oleh Carl I Hovlan ilmu komunikasi adalah: upaya yang sistematis untuk
merumuskan secara tegas asas-asas penyampaian informasi serta pembentukan
pendapat atau sikap.
Objek kajian dakwah
Objek kajiandakwah ialah hubungan interaksional antara subjek
dakwah dan subjek sasaran dakwah dengan mengunakan metode, media, dan materi
dakwah tertentu untuk mencapai tujuan tertentu.
a.
Subjek
dakwah tertentu berhubungan dengan religionitas subjek sasaran dakwah
b.
Media
dakwah tertentu berhubungan dengan religionitas subjek sasaran dakwah
c.
Media
dakwah tertentu berhubungan dengan subjek relegionitas sujek sasaran dakwah
d.
Media
dakwah tertentu berhubungan dengan religionitas subjek sasaran dakwah
e.
Situasi
objektif subjektif sasaran dakwah berhubungan dengan religionitas sendiri
2.2.
Peran, Fungsi dan Kegunaan Komunikasi Dakwah.
Fungsi adalah potensi yang dapat di gunakan untuk memenuhi
tujuan-tujuan tertentu. Revolusi informasi adalah ancaman bagi struktur
kekuasaan dunia. Serta komunokasi akan terus berkembang selama ilmu komunikasi
itu ada.
BAB II
SEJARAH KOMUNIKASI DAKWAH
2.1. Sejarah Komunikasi.
Cikal Bakal Komunikasi
Pada awal kehidupan di dunia, komunikasi digunakan untuk
mengungkapkan kebutuhan organisasi. Sinyal-sinyal kimiawi pada organisasi awal
digunakan untuk reproduksi.Berikut ini akan kita telusuri usaha-usaha manusia
dalam berkomunikasi lebih jauh, dapat dilihat dari berbagai bentuk kehidupan
mereka masalalu. Berikut ini beberapa tahap generasi tahapan dakwah.
-
Bentuk
kecakapan lisan
-
Bentuk
kecakapan tulisan
-
Bentuk
kecakapan cetak
Perkembangan Komunikasi Secara Keilmuan
Dari segi ilmu, perkembangan komunikasi sejak zaman yunani mulai
digunakan manusia untuk mempermudah terujudnya kepentingan mereka. Terlepas
dari besar proporsi perannya, secara umum terdapat tiga stater motor penggeraksehingga
komunikasi kemudian mengemuka dan menjadi dibutuhkan sesuai zamannya.
2.2. Perkembangan Komunikasi Dakwah.
Sebenarnya, kehadiran komunikasi dakwah dapat dipandang sebagai
sebagai perwujutan respons kalangan disiplin dakwah untuk menyumbang dan
menerapkan ilmunya dalam rangka ikut mengambil bagian menjawab tantangan dan
tuntutan dakwah. Respons tersebut analok dengan tumbuhnya kontribusi dari
berbagai disiplin ilmu yang lainya. Yang jugamengkhususkan diri bagi
kepentingan perkembangan dakwah. Seperti ilmu dakwah, psikologi dakwah,
manajemen dakwah, filsafat dakwah, dan sebagainya.semua ini mempunyai
keterkaitan secara vsinergis dan komplemen dalam perkembangan dakwah.
Keilmuan komunikasi
dakwah boleh dibilang masi sangat prematur dibandingkan dengan
keilmuan-keilmuan lainya. Untuk itu, perkembangan seperti ilmu lainya. Untuk
itu, perkembanganya seperti ilmu-ilmu lainya dalam kelompok dakwah akan terus
membutuhkan kajian dan penelitian secara kontinu dan mendalam guna menemukan
bentuk yang sempurna. Dan sebagaimana dengai ilmu-ilmu lainnya yang memiliki
sifat progresif, komunikasi dakwah akan terus mengalami perkembangan mengikuti
perkembangan peradaban manusia.
BAB III
KOMPONEN-KOMPONEN KOMUNIKASI DAKWAH
Komponen-komponen pembentuk komunikasi yang memungkinkan terjadinya
proses komunikasi adalah komunikator, pesan, media, dan komunikan, dengan efek sebagai
tolak ukur berhasil tidaknya komunikasi. Sedangkan komponen pembentuk
komunikasi dakwah, adalah takjauh dengan komunikasi.
3.1. Dai dalam Komunikasi Dakwah.
Semua peristiwa komunikasi akan melibatkan sumber sebagai pembuat
atau pengirim komunikasi. Termasuk dalam komunikasi dakwah. Pada dasarnya semua
muslim berperan secara otomatis sebagai juru dakwah, artinya orang yang harus
menyampaikan atau dikenal sebagai komunikator dakwah. Siapa saja dapat dikenal
sebagai dai atau komunikator dakwah. Siapa saja yang yang dapat dikenal sebagai
dai atau komunikator dakwah itu dapat dikelompokkan menjadi:
1.
Secara
umum adalah setiap muslim atau muslimah yang mukalaf (dewasa) di mana kewajiban
dakwah merupakan suatu yang melekat tidak terpisah dari misinya sebagai penganut
umat islam, sesuai dengan perintah, sampaikanlah walau satu ayat.
2.
Secara
khusus adalah mereka yang mengambil keahlian khusus (mutakhsis) dalam bidang
agama islam, yang dikenal panggilan ulama.
Etos
Komunikator Dakwah
Keefektifitas komunikasi dakwah sangat ditentukan oleh etos
komunikator. Etos adalah nilai diri seseorang yang merupakan panduan dari
kognisi, efeksi dan konasi. Kongnisi adalah proses memahami yang bersangkutan
dengan pemikiran.
Adapun faktor-faktor pendukung etos , yang perlu dapat perhatian para komunikator
dakwah demi efektifnya komunikasi yang akan dilancarkan meliputi;
a.
Kesiapan
b.
Kesungguhan
(seriousness)
c.
Ketulusan
d.
Kepercayaan
e.
Ketenangan
f.
Keramahan
g.
Kesederhanaan
Sikap Komunikator Dakwah
Sikap adalah sebuah kesiapan kegiatan, suatu kecendrungan pada diri
seseorang untuk melakukan suatu kegiatan menuju atau menjauhi nilai-nilai
sosial. dalam hal ini, hubunganya dengan hubungan komunikasi yang melibatkan
manusia-manusia sebagai sasaranya, pada diri komunikator sebaiknya terdapat
lima sikap yaitu:
1.
Reseptif
2.
Selektif
3.
Dijestif
4.
Asimilatif
5.
Transmisif
Dari kelima hal tersebut merupakan unsur-unsur penting yang harus
diperhatikan bagi seorang dai dalam kedudukanya sebagai komunikator dalam
rangka pembinaan diri sebagai komunikator. Selain hal tersebut ada beberapa hal
yang tidak kalah pada diri dai sebagai komunikator melancarkan komunikasi yaitu
berupa daya tarik sumber dan kredibilitas sumber yaitu meliputi:
a.
Daya
tarik sumber (source attractiveness)
b.
Kredibilitas
sumber (source credibility)
3.2. Mad’u dalam Komunikasi Dakwah.
Dalam proses komunikasi telah dipahami bahwa keberadaan adalah
akibat karena adanya sumber. Bentuk-bentuk dan tipologi mad’u;
-
Crowd
-
Publik
-
Massa
Menurut M. Bahari Gozali mengelompokkan mad’u berdasarkan tipologi
dan klasifikasi masyarakat tersebut
-
Tipe
inovator
-
Tipe
pengikut
-
Tipe
pengikut dini
-
Tipe
pengikut akhir
-
Tipe
kolot
3.3. Efek (sikap dan reaksi mad’u) dalam Komunikasi Dakwah.
Kadar Efek Dakwah
Efek atau pengaruh adalah perbedaan antara apa yang dipikirkan,
dirasakan, dan dilakukan oleh penerima sebelum dan sesudah menerima pesan
dakwah. Yang lebih tinggi lagi dari kadar jenis efek atau dalam tahap proses;
1.
Terbentuknya
suatu pengertian atau pengetahuan (knowledge)
2.
Proses
suatu sikap menyetujui atau tidak menyetujui (attitude)
3.
Proses
terbentuknya gerak pelaksanaan (practice)
Efek Berdasarkan Responsi Mad’u
Ada hal yang penting yaitu mengenai feedback atau umpan balik.
Umpan balik sangat memberikan peran yang sangat penting dalam komunikasi sebab
ia menentukan berlanjutnya komunikasi atau berhentinya komunikasi yang di
lancarkan oleh komunikator. Sifat dari umpan balik bisa bersipat positif atau
negatif. Bersifat positif adalah tangapan respon atau reaksi komunikan yang
menyenangkan komunikator sehinga komunikasi bisa berjalan dengan sebaiknya.
Sebaliknya umpan balik negatif adalah tanggapan komunikan yang tidak
menyenangkan komunikatornya sehingga komunikatornya engan untuk melanjutkan
komunikasinya. Untuk itu, komunikator yang baik adalah orang yang selalu
memperhatikan umpan balik, sehingga ia dapat mengubah gaya komunikasi dikala ia
mengetahui umpan balik dari komunikan bersifat negatif.
BAB IV
DAKWAH SEBAGAI PROSES KOMUNIKASI
DAKWAH
4.1. Proses Komunikasi.
Setiap orang mempunyai hasrat untuk berbicara’ mengungkapkan
pendaapat, dan memperoleh informasi. Atas alasan-alasan itilah, tercipta apa
yang dinamakan proses komunikasi. Manusia adalah mahluk individu dan mahluk
sosial. dalam hubunganya dengan maanusia sebagai mahluk sosiaal, terkandung
maksud bahwa manusia bagaimana juga tidak sdapat terlepas dari individu yang
lain. Sebagai kodrati manusia akan selalu hidup bersama.
Proses Komunikasi Secara Primer
Proses komunikasi secara primer adalah proses menyampaikan
pemikiran atau perasaan seseorang kepada orang lain yang menggambarkan lambang
(simbol) sebagai media. Lambang sebagai media primer dalam proses komunikasi
adalah bahasa, isyarat, gambar, warna dan lainya sebagainya.
Proses Komunikasi Secara Sekunder
Proses komunikasi secara skunder adalah proses penyampaian pesan
oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau sarana sebagai
media kedua setelah memakai lambang setelah media pertama.secara ringkas,
proses berlangsungnya komunikasi bisa digambarkan sebagai berikut;
-
Komunikator
(sender)
-
Pesan
(message)
-
Komunikan
(receiver)
-
Komunikasi
(receiver)
Sedangkan model-model yang diterapkaan dalam komunikasi adalah;
-
Model
umpan balik
-
Model
timbal balik
-
Model
memusat
4.2. Dakwah Sebagai Proses Persuasif.
Proses persuasif bertujuan untuk mengubah sikap, pendapat dan
prilaku. Istilah persuasif bersumber dari perkataan latin persuasio memiliki
kata kerja persuadere yang berarti membujuk, mengajak, atau merayu.
Teori dan Metode Komunikasi Persuasif
Untuk kepentingan komunikasi persuasif, seorang komunikator dakwah
hendaknya membekali diri mereka dengan teori-teori persuasif agar ia dapat
menjadi komunikator yang efektif.
-
Metode
asosiasi
-
Metode
interaksi
-
Metode
pay-off dan fear-arousing
-
Metode
icing
Formula Komunikasi Persuasif
Untuk lebih berhasilnya komunikasi persuasif, perlu dilaksanakan
secara sistematis. Dalam komunikasi ada sebuah formula yang dapat dijadikan
landasan pelaksanaan yang bisa disebut dengan AIDDA. Formula ini merupakan
kesatuan singkatan dari tahapan-tahapan komunikasi persuasif.
A Attention - perhatian
B Interest - minat
C Desire - hasrat
D Decision - keputusan
A Action - kegiatan
Komunikasi persuasif, dimulai dengan upaya membangkitkan perhatian
mad’u. Upaya ini tidak hanya bicara dengan kata-kata yang merangsang, tetapi
juga dengan penampilan ketika menghadapi khalayak.
BAB V
EFEKTIVITAS KOMUNIKASI DAKWAH
5.1.
Komunikasi Efektif.
Tentu tidak mudah untuk membuat sebuah komunikasi itu berjalan
dengan menghasilkan kesepakatan secara utuh sesuai dengan tujuanya. Karena
salah satu prinsip dalam berkomunikasi adalah terdapat kesulitan-kesulitan
pokok dalam mencapai tujuan. Persoalanya bagaimana kita mengatasi
kesulitan-kesulitan tersebut.Untuk itu ada beberapa tahap mengubah dan
menggugah dengan hati;
1.
Tahap
pra pelaksana yaitu
-
Hati
yang tulus
-
Penampilan
yang bagus
-
Tujuan
yang fokus
2.
Tahap
pelaksana yaitu
-
Satukan
hati dan visualisasi
-
Bahasa
tubuh dan ekspresi
-
Lengkapi
informasi
3.
Tahap
pasca- pelaksana yaitu
-
Evaluasi
diri dan perbaiki diri
Kejelasan dan Tujuan Target
Tujuan komunikasi yang jelas dan semakin spesifik akan menghasilkan
komunikasi yang semakin membaik. Mengapa? Karena semakin spesifik tujuan
aktifitas komunikasi, maka komunikasi tersebut akan semakin fokus. Tahap-tahap
komunikasi;
-
Tahap
lahir
-
Tahap
tumbuh
-
Tahap
dewasa
-
Tahap
turun
Kejelasan Target Audience
Secara prinsip semakin jelas target audiensi yang ingin dibidik,
maka efek komunikasi akan lebih optimal dan tepat sasaraan. Mad’u dakwah harus
menyusun dan membuat klasifikasi target audience. Dari mereka yang tidak tau
sama sekali tentang esensi islam, hingga mereka yang tahu, mendukung dan mau
terlibat, inilah yang disebut dengan segmentasi.
Strategi Pesan
Aktivitas komunikasi dikatakan berhasil jika pesan yang disampaikan
pengirim pesan dapat di pahami secara benar oleh target atau sasaran. Untuk
itu, paling tidak ada dua hal yang harus di persiapkan secara matang dalam
pengkomunikasian.
1.
Fokus
pesan
2.
Cara
atau pendekatan dalam menyampaikanya
Strategi Media
Strategi media merupakan bagian peroses dari informasi dan
komunikasi yang akan dilaksanakan. Pemilihan media sangat menentukan
keberhasilan, efektifitas dan efesiensi, komunikasi yang dilakukan.
5.2.
Hukum Komunikasi Efektif.
Ada beberapa,hukum prinsip dasar, yang harus kita perhatikan ketika
berkomunikasi agar bisa berjalan dengan secara efektif
1.
Respect
2.
Empati
3.
Audible
4.
Kejelasan
dari pesan yang kita sampaikan (clarity)
5.
Sikap
rendah hati (backup)
BAB VI
BENTUK-BENTUK ETIKA KOMUNIKASI DALAM
AL-QUR’AN
6.1. Kata-kata dalam Komunikasi Dakwah.
Banyak orang keliru menganalisa seolah-olah kemajuan dunia barat
bertopang primer pada matematika, fisika, atau kimia. Namun, jika mau lebih
dalam lagi menyelam, maka kita akan melihat bahwa kemampuan luar biasa didunia
barat dalam hal-hal ilmu alam berpijak pada kultur berabad-abad pendidikan
bahasa. Yang berakar pada filsafat yunani yang tertumpu pada retorika.
Pengertian retorika biasanya kita
anggap negatif, seolah-olah retorika hanya seni propaganda, dengan kata-kata
yang bagus bunyinya, tetapi disangsikan kebenaran isinya. Padahal, arti asli
dari retorika itu jauh lebih mendalam yakni pemekaran bakat-bakat tertinggi
manusia, yakni rasio dan cita rasa lewat bahasa selaku kemampuan untuk berkomunikasi
lewat medan pikiran. “to be victorious lords in the bottle of minds”.
Maka retorika menjadi mata pelajaran poros demi emansipasi manusia menjadi tuan
dan puan. (YB. Mangunwijaya, 11 Agustus 1992)
6.2. Prinsip-prinsip Komunikasi Dakwah dalam Al-qur’an.
1. Qawlan Adhima. Q.s. Al-Isra : 40
2. Qawlan Baligha. Q.s. An-Nisa : 63
3. Qawlan Karima. Q.s. Al-Isra : 23
4. Qawlan layyina. Q.s. Thaha : 43-44
5. Qawlan Maisura. Q.s. Al-Isra : 28
6. Qawlan Ma’rufan. Q.s. Al-Ahzab : 32
7. Qawlan Saddidan. Q.s. An-Nisa :
BAB VII
TEKS SURAT-SURAT NABI DALAM DAKWAH
1.
Surat
nabi untuk al-najasyi.
2.
Surat
nabi untuk caisar heraclius.
3.
Surat
nabi untuk kesra pemimpin persia.
4.
Surat
nabi untuk al-muqauqis.
5.
Surat
nabi untuk haudzhah al-hanafi.
6.
Surat
nabi untuk al-harits.
REFERENSI
Wahyu Ilaihi, Ma, (Komunikasi Dakwah) PT. Remaja Roda Karya
hanya itu yang dapat saya bahas. dan tulisan di atas merupakan resume dari referensi. terima kasih telah mampir kawan-kawan
nice
BalasHapusnice, terimakasih contoh makalahnya
BalasHapusmantap kak, lumayan untuk bahan referensi di keilmuan komuniksai dan dakwah
BalasHapus