MAKALAH MANAJEMEN DAKWAH MANAJEMEN DALAM AL QURAN- Selamat pagi saabat sekalian. salam hangat buat anda sekalian. Di pagi yang cerah ini saya akan mencoba berbagi kepada anda tentang manajemen di dalam al-quran. berikut pembahasannya.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pandangan islam
terhadap manajemen berdasarkan teologi yang ada ialah dasar dari manusia yang
memiliki potensi yang positif yaitu dilukiskan dengan istilah hanif. potensi
semacam ini didasari atas cara pandang seseorang dalam melakukan pengelolaan
serta penilaian terhadap manusia. sementara itu tidak tahu bahwa ilmu manajemen
itu berkembang sepanjang perkembangan dan perjalanan manuasia yang kian akan
berubah.
Disinilah keunikan
Al-Quran yang kita pedomani kedua kutub dibahas secara gelobal, karena akan
dapat melayani dekadensi moral, sebaliknya juga dapat menghukum tanpa
kebijaksanaan.
1.2. Maksud dan Tujuan
Tujuan pembutan makalah ini selain untuk untu memenuhi tugas dosen
mata kuliah Manajemen Dakwah II makalah ini juga membantu pemakalah memahami
lebih dalam tentang bagaimana menerapkan manajemen dakwah dalam kehidupan
sehari-hari. serta makalah ini juga bisa sebagi bahan bacaan untuk menambah
ilmu tentang manajemen dakwah itu sendiri.
1.3. Rumusan Masalah
1. Unsur-unsur manajemen dalam al-quran itu sendiri!
2. Pengertian manajemen menurut perspektif al-quran
3. Peranan manajemen dalam al-quran
BAB II
PEMBAHASAN
MANAJEMEN DALAM AL-QURAN
Secara etimologi
management (di Indonesia diterjemahkan sebagai “manajemen”) berasal dari kata
“manus” (tangan) dan “agere” (melakukan) yang telah digabung menjadi kata
“manage” (bahasa Inggris) berarti mengurus atau “managiere” (bahasa Latin)
berarti melatih[1].
George Terry
menyatakan bahwa defenisi manajemen itu adalah “suatu tindakan perbuatan
seseorang berhak menyuruh orang lain mengerjakan sesuatu, sedangkan tanggung
jawab tetap di tangan pemerintah”[2].
Menurut
persepsi ali muhammad taufiq manajemen adalah menginvestasikan manusia untuk
mengerjakan kebaikan, atau mengerjakan perbuatan yang bermanfaat melalui
perantaraan manusia. perbuatan baik selalu bermanfaat bagi orang lain dan harus
di sertai dengan manajemen kerja yang baik pula.
Al-Quran
adalah petunjuk bagi manusia. artinya al-quran tidak sebatas mengarahkan. lebih
dari itu, al-quran memberi petunjuk manajerial untuk mengerjakan pekerjaan atau
usaha yang bermanfaat, serta menerapkan dasar-dasar kaidah yang diajarkan.
Al-Qur’an merupakan satu-satunya kitab yang memuat contoh bagaimana mengubah
manusia dari kebiadaban, kebodohan, dan keterbelakangan, menjadi manusia yang
beradap, berilmu, dan maju; dari manusia yang kehilangan kekuatan karena
perselisihan antar suku, menjadi manusia yang dapat menginvestasikan
kekuatannya untuk mewujudkan kemaslahatan umat manusia. Mempelajari al-qur’an
dari sisi pengembangan SDM agar mengerjakan perbuatan atau usaha yang
bermanfaat dapat memurnikan kaidah manajemen baru dan praktis, meskipun
akativitas manusia beragam dan muncul kemajuan peralatan dan fasilitas[3].
2.1. Perencanaan
Menurut Al-Qur’an
Rencana
adalah suatu arah tindakan yang sudah ditentukan terlebih dahulu. Dari
perencanaan ini akan mengungkapkan tujuan-tujuan keorganisasian dan
kegiatan-kehiatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan[4].
Secara
alami perencanaan itu merupakan bagian dari sunnatullah, yaitu dengan melihat
bagaimana Allah SWT menciptakan alam semesta dengan hak perencanaan yang matang
disertai dengan tujuan yang jelas. Sebagai mana firman Allah dalam surat Shad
ayat 27:
$tBur $uZø)n=yz uä!$yJ¡¡9$# uÚöF{$#ur $tBur $yJåks]÷t/ WxÏÜ»t/ 4 y7Ï9ºs `sß tûïÏ%©!$# (#rãxÿx. 4 ×@÷uqsù tûïÏ%©#Ïj9 (#rãxÿx. z`ÏB Í$¨Z9$# ÇËÐÈ
Dan
kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya dengan
sia-sia. yang demikian itu adalah anggapan orang-orang kafir, Maka celakalah
orang-orang kafir itu Karena mereka akan masuk neraka.
Dalam
islam konsepsi perencanaan dengan berbagai variannya dicanangkan berdasarkan
konsep pembelajaran dan hasil dengan orang-orang yang berkompeten, orang yang
cermat dan luas pandangannya dalam menyelesaikan persoalan[5]. Sebagaimana
dalam al-qur’an disebutkan dalam surat An-Nahl: 43 allah berfirman:
!$tBur $uZù=yör& ÆÏB y7Î=ö6s% wÎ) Zw%y`Í ûÓÇrqR öNÍkös9Î) 4 (#þqè=t«ó¡sù @÷dr& Ìø.Ïe%!$# bÎ) óOçGYä. w tbqçHs>÷ès? ÇÍÌÈ
Dan
kami tidak mengutus sebelum kamu (Muhammad), kecuali orang-orang lelaki yang
kami beri wahyu kepada mereka; Maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai
pengetahuan jika kamu tidak mengetahui.
2.2. Pengawasan Dalam Al-quran
Pengawsan adalah
salah satu fungsi dalam manajemen untuk menjamin agar pelaksanaan kerja berjalan
dengan lancar sesuai dengan standar yang telah ditetapkan dalam perencanaan.
Pengawasan merupakan kewajiban setiap orang dalam organisasi secara terus
menerus, memperhatikan dan mengawasi jalannya tugas masing-masing bidang,
sesuai rencana semula.
Dalam al-quran
pengawasan itu sebagai tertib diri dari dalam, itulah sebabnya dizaman generasi
islam pertama, motivasi kerja mereka hanyalah allah meskipun dalam hal keduniawian.
namun demikian islam tidak saja diawali hanya sekedar iman, dari awal turunnya
al-quran dan keberadaan akal. setelah keberadaan agama akal ini optimal,
barulah dengan sempurna diyakini bahwa seluruh pelaksanaan pekerjaan kita
merasa di awasi oleh allah swt. yang maha menyaksikan. Al-quran menyebutkan
surat asy syuura ayat: 6
tûïÏ%©!$#ur (#räsªB$# `ÏB ÿ¾ÏmÏRrß uä!$uÏ9÷rr& ª!$# îáÏÿym öNÍkön=tã !$tBur |MRr& NÍkön=tã 9@Ï.uqÎ/ ÇÏÈ
Dan
orang-orang yang mengambil pelindung-pelindung selain Allah, Allah Mengawasi
(perbuatan) mereka; dan kamu (Ya Muhammad) bukanlah orang yang diserahi
Mengawasi mereka
juga
dalam firman allah dalam surat asy syuura ayat: 48 yang berbunyi:
÷bÎ*sù (#qàÊtôãr& !$yJsù y7»oYù=yör& öNÍkön=tã $¸àÏÿym ( ÷bÎ) y7øn=tã wÎ) à÷»n=t7ø9$# 3 !$¯RÎ)ur !#sÎ) $oYø%sr& z`»|¡SM}$# $¨ZÏB ZpyJômu yyÌsù $pkÍ5 ( bÎ)ur öNåkö:ÅÁè? 8pt¤Íhy $yJÎ/ ôMtB£s% öNÍgÏ÷r& ¨bÎ*sù z`»|¡SM}$# Öqàÿx. ÇÍÑÈ
Jika mereka berpaling
Maka kami tidak mengutus kamu sebagai Pengawas bagi mereka. kewajibanmu tidak
lain hanyalah menyampaikan (risalah). Sesungguhnya apabila kami merasakan
kepada manusia sesuatu rahmat dari kami dia bergembira ria Karena rahmat itu.
dan jika mereka ditimpa kesusahan disebabkan perbuatan tangan mereka sendiri
(niscaya mereka ingkar) Karena Sesungguhnya manusia itu amat ingkar (kepada
nikmat).
pengawasan pengawasan internal yang
melekat dalam diri seorang muslim akan menjauhkannya dari bentuk penyimpangan,
dan menuntunnya konsisten menjalankan hukum dan syariat allah dalam setiap
aktivitasnya.
2.3.
Pengorganisasian dalam Al-quran
Pengorganisasian pada hakikatnya
mengandung pengertian sebagai proses penetapan struktur peran, melalui
penentuan aktivitas yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan organisasi dan
bagian-bagiannya.
Islam mengakui adanya keniscayaan
sebuah pengorganisasiandalam kehidupan masuyarakat, memuingkinkan adanya
setrata kepemimpinan ataskekuasaan sebelum didelegasikan kepada seseorang.
Dalam konteks islamkepemimpinan yang terbentuk dalam berbagai level manajemen,
seharusnya tidak terjadi pertentangan, karena mereka didudukkan dalam satu
wadah manajemen yang dibangun dengna konsep syura. adanyan perbedaan level
manajemen dan bidang yang digarapnya, bukan berarti mereka bekerja hanya untuk
bagian dan manajemennya. akan tetapi, mereka adalah satu kesatuan yang saling
berkontribusi satu sama lain untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
dalam islam, perbedaan level
pekerjaan dan kepemimpinan bersandar kepada ilmu pengetahuan, intelektual,
ataupun pengalaman teknis. allah berfirman dalam surat yusuf : 76 yang
berbunyi:
4 ßìsùötR ;M»y_uy `¨B âä!$t±®S 3 s-öqsùur Èe@à2 Ï AOù=Ïæ ÒOÎ=tæ ÇÐÏÈ
.....kami tinggikan derajat orang yang kami
kehendaki; dan di atas tiap-tiap orang yang berpengetahuan itu ada lagi yang
Maha Mengetahui.
dalam ayat lain allah berfirman surat Al-mujadilah : 11
Æìsùöt ª!$# tûïÏ%©!$# (#qãZtB#uä öNä3ZÏB tûïÏ%©!$#ur (#qè?ré& zOù=Ïèø9$# ;M»y_uy 4 ª!$#ur $yJÎ/ tbqè=yJ÷ès? ×Î7yz ÇÊÊÈ
niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu
dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha
mengetahui apa yang kamu kerjakan.
2.4. Koordinasi Menurut Al-quran
Koordinasi adalah
sinkronisasi yang teratur dari usaha-usaha untuk menciptakan pengaturan waktu
dan terpimpin, dalam hasil pelaksanaan yang harmoni dan bersatu untuk
menghasilkan tujuan yang telah ditetapkan.
Dengan demikian unsur-unsur
koordinasi adalah sebagai berikut:
1. Usaha-usaha sinkronisasi yang teratur
2. Pengaturan waktu dan terpimpin
3. Harmonis
4. Tujuan yang di tetapkan
adapun ayat-ayat yang berkenaan dengan koordinasi yaitu sebagai
berikut dalam QS. An-Nisa : 9 yang berbunyi:
$pkr'¯»t tûïÏ%©!$# (#þqãYtB#uä (#qãèÏÛr& ©!$# (#qãèÏÛr&ur tAqߧ9$# Í<'ré&ur ÍöDF{$# óOä3ZÏB ( bÎ*sù ÷Läêôãt»uZs? Îû &äóÓx« çnrãsù n<Î) «!$# ÉAqߧ9$#ur bÎ) ÷LäêYä. tbqãZÏB÷sè? «!$$Î/ ÏQöquø9$#ur ÌÅzFy$# 4 y7Ï9ºs ×öyz ß`|¡ômr&ur ¸xÍrù's? ÇÎÒÈ
Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul
(nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat
tentang sesuatu, Maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul
(sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. yang
demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.
yang dimaksudkan
berlainan pendapat ialah terjadinya ketidak harmonisan, perbedaan waktu dan
ketidak sinkronan, yang seluruhnya di perlukan dalam koordinasi. karena
kesamaan tujuan masing-masing maka jawabannya adalah mengacu kepaka al-quran
dan hadist.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Manajemen adalah menginvestasikan
manusia untuk mengerjakan kebaikan, atau mengerjakan perbuatan yang bermanfaat
melalui perantaraan manusia. al-quran memberi petunjuk manajerial untuk
mengerjakan pekerjaan atau usaha yang bermanfaat, serta menerapkan dasar-dasar
kaidah yang diajarkan. Mempelajari al-qur’an dari sisi pengembangan SDM agar
mengerjakan perbuatan atau usaha yang bermanfaat dapat memurnikan kaidah
manajemen baru dan praktis, meskipun akativitas manusia beragam dan muncul
kemajuan peralatan dan fasilitas.
Didalam manajemen
terdapat unsur-unsur di dalamnya yang mencakup perencanaan, pengawasan,
pengorganisasian, pengendalian yang ber fungsi untuk menjamin terlaksananya
suatu tujuan yang telah ditetapkan, sehingga organisasi tetap berjalan dengan
efektif dan efesien
3.2. Saran
Dengan
senang hati kami ekspresikan kepada kita semua yang telah membaca makalah ini,
namun dibalik ini semua kami sangat mengharapkan masukan tentang makalah ini,
tentu didalam kami menyusun makalah ini masih banyak terdapat kesalahan dan kesurangan.
maka dari itu kami berharap kepada kita semua untuk memberukan masukan yang
bersifat membangun. kami ucapkan terimakasih.
[5]
Dr. Ahmad Ibarahim Abu Sinn, Manajemen Syari’ah, jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada, 2006, hlm. 90
Karna keterbatasan yang dimiliki manusia maka tidak ada sebuah pekerjaan yang sempurna, Begitu pula dengan pembahasan yang telah dibahas di atas. Oleh karenanya dari setiap kekurang ataupun kesalahan dalam menjelaskan saya mohon maaf. terimakasih telah berkunjung ke blog ini. semoga bermanfaat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar