Laman

Minggu, 25 Januari 2015

MAKALAH MANAJEMEN DAKWAH MANAJEMEN DALAM AL QURAN

MAKALAH MANAJEMEN DAKWAH MANAJEMEN DALAM AL QURAN- Selamat pagi saabat sekalian. salam hangat buat anda sekalian. Di pagi yang cerah ini saya akan mencoba berbagi kepada anda tentang manajemen di dalam al-quran. berikut pembahasannya.

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
            Pandangan islam terhadap manajemen berdasarkan teologi yang ada ialah dasar dari manusia yang memiliki potensi yang positif yaitu dilukiskan dengan istilah hanif. potensi semacam ini didasari atas cara pandang seseorang dalam melakukan pengelolaan serta penilaian terhadap manusia. sementara itu tidak tahu bahwa ilmu manajemen itu berkembang sepanjang perkembangan dan perjalanan manuasia yang kian akan berubah.
            Disinilah keunikan Al-Quran yang kita pedomani kedua kutub dibahas secara gelobal, karena akan dapat melayani dekadensi moral, sebaliknya juga dapat menghukum tanpa kebijaksanaan.
1.2. Maksud dan Tujuan
            Tujuan pembutan makalah ini selain untuk untu memenuhi tugas dosen mata kuliah Manajemen Dakwah II makalah ini juga membantu pemakalah memahami lebih dalam tentang bagaimana menerapkan manajemen dakwah dalam kehidupan sehari-hari. serta makalah ini juga bisa sebagi bahan bacaan untuk menambah ilmu tentang manajemen dakwah itu sendiri.
1.3. Rumusan Masalah
1. Unsur-unsur manajemen dalam al-quran itu sendiri!
2. Pengertian manajemen menurut perspektif al-quran
3. Peranan manajemen dalam al-quran

BAB II
PEMBAHASAN
MANAJEMEN DALAM AL-QURAN
            Secara etimologi management (di Indonesia diterjemahkan sebagai “manajemen”) berasal dari kata “manus” (tangan) dan “agere” (melakukan) yang telah digabung menjadi kata “manage” (bahasa Inggris) berarti mengurus atau “managiere” (bahasa Latin) berarti melatih[1].
            George Terry menyatakan bahwa defenisi manajemen itu adalah “suatu tindakan perbuatan seseorang berhak menyuruh orang lain mengerjakan sesuatu, sedangkan tanggung jawab tetap di tangan pemerintah”[2].
            Menurut persepsi ali muhammad taufiq manajemen adalah menginvestasikan manusia untuk mengerjakan kebaikan, atau mengerjakan perbuatan yang bermanfaat melalui perantaraan manusia. perbuatan baik selalu bermanfaat bagi orang lain dan harus di sertai dengan manajemen kerja yang baik pula.
            Al-Quran adalah petunjuk bagi manusia. artinya al-quran tidak sebatas mengarahkan. lebih dari itu, al-quran memberi petunjuk manajerial untuk mengerjakan pekerjaan atau usaha yang bermanfaat, serta menerapkan dasar-dasar kaidah yang diajarkan. Al-Qur’an merupakan satu-satunya kitab yang memuat contoh bagaimana mengubah manusia dari kebiadaban, kebodohan, dan keterbelakangan, menjadi manusia yang beradap, berilmu, dan maju; dari manusia yang kehilangan kekuatan karena perselisihan antar suku, menjadi manusia yang dapat menginvestasikan kekuatannya untuk mewujudkan kemaslahatan umat manusia. Mempelajari al-qur’an dari sisi pengembangan SDM agar mengerjakan perbuatan atau usaha yang bermanfaat dapat memurnikan kaidah manajemen baru dan praktis, meskipun akativitas manusia beragam dan muncul kemajuan peralatan dan fasilitas[3].
2.1. Perencanaan Menurut Al-Qur’an
            Rencana adalah suatu arah tindakan yang sudah ditentukan terlebih dahulu. Dari perencanaan ini akan mengungkapkan tujuan-tujuan keorganisasian dan kegiatan-kehiatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan[4].
            Secara alami perencanaan itu merupakan bagian dari sunnatullah, yaitu dengan melihat bagaimana Allah SWT menciptakan alam semesta dengan hak perencanaan yang matang disertai dengan tujuan yang jelas. Sebagai mana firman Allah dalam surat Shad ayat 27:
$tBur $uZø)n=yz uä!$yJ¡¡9$# uÚöF{$#ur $tBur $yJåks]÷t/ WxÏÜ»t/ 4 y7Ï9ºsŒ `sß tûïÏ%©!$# (#rãxÿx. 4 ×@÷ƒuqsù tûïÏ%©#Ïj9 (#rãxÿx. z`ÏB Í$¨Z9$# ÇËÐÈ
 Dan kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya dengan sia-sia. yang demikian itu adalah anggapan orang-orang kafir, Maka celakalah orang-orang kafir itu Karena mereka akan masuk neraka.
            Dalam islam konsepsi perencanaan dengan berbagai variannya dicanangkan berdasarkan konsep pembelajaran dan hasil dengan orang-orang yang berkompeten, orang yang cermat dan luas pandangannya dalam menyelesaikan persoalan[5]. Sebagaimana dalam al-qur’an disebutkan dalam surat An-Nahl: 43 allah berfirman:
!$tBur $uZù=yör& ÆÏB y7Î=ö6s% žwÎ) Zw%y`Í ûÓÇrqœR öNÍköŽs9Î) 4 (#þqè=t«ó¡sù Ÿ@÷dr& ̍ø.Ïe%!$# bÎ) óOçGYä. Ÿw tbqçHs>÷ès? ÇÍÌÈ
 Dan kami tidak mengutus sebelum kamu (Muhammad), kecuali orang-orang lelaki yang kami beri wahyu kepada mereka; Maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui.
2.2. Pengawasan Dalam Al-quran
            Pengawsan adalah salah satu fungsi dalam manajemen untuk menjamin agar pelaksanaan kerja berjalan dengan lancar sesuai dengan standar yang telah ditetapkan dalam perencanaan. Pengawasan merupakan kewajiban setiap orang dalam organisasi secara terus menerus, memperhatikan dan mengawasi jalannya tugas masing-masing bidang, sesuai rencana semula.
            Dalam al-quran pengawasan itu sebagai tertib diri dari dalam, itulah sebabnya dizaman generasi islam pertama, motivasi kerja mereka hanyalah allah meskipun dalam hal keduniawian. namun demikian islam tidak saja diawali hanya sekedar iman, dari awal turunnya al-quran dan keberadaan akal. setelah keberadaan agama akal ini optimal, barulah dengan sempurna diyakini bahwa seluruh pelaksanaan pekerjaan kita merasa di awasi oleh allah swt. yang maha menyaksikan. Al-quran menyebutkan surat asy syuura ayat: 6   
tûïÏ%©!$#ur (#räsƒªB$# `ÏB ÿ¾ÏmÏRrߊ uä!$uÏ9÷rr& ª!$# îáŠÏÿym öNÍköŽn=tã !$tBur |MRr& NÍköŽn=tã 9@ŠÏ.uqÎ/ ÇÏÈ
Dan orang-orang yang mengambil pelindung-pelindung selain Allah, Allah Mengawasi (perbuatan) mereka; dan kamu (Ya Muhammad) bukanlah orang yang diserahi Mengawasi mereka

juga dalam firman allah dalam surat asy syuura ayat: 48 yang berbunyi:
÷bÎ*sù (#qàÊtôãr& !$yJsù y7»oYù=yör& öNÍköŽn=tã $¸àŠÏÿym ( ÷bÎ) y7øn=tã žwÎ) à÷»n=t7ø9$# 3 !$¯RÎ)ur !#sŒÎ) $oYø%sŒr& z`»|¡SM}$# $¨ZÏB ZpyJômu yy̍sù $pkÍ5 ( bÎ)ur öNåkö:ÅÁè? 8pt¤ÍhŠy $yJÎ/ ôMtB£s% öNÍgƒÏ÷ƒr& ¨bÎ*sù z`»|¡SM}$# Öqàÿx. ÇÍÑÈ
 Jika mereka berpaling Maka kami tidak mengutus kamu sebagai Pengawas bagi mereka. kewajibanmu tidak lain hanyalah menyampaikan (risalah). Sesungguhnya apabila kami merasakan kepada manusia sesuatu rahmat dari kami dia bergembira ria Karena rahmat itu. dan jika mereka ditimpa kesusahan disebabkan perbuatan tangan mereka sendiri (niscaya mereka ingkar) Karena Sesungguhnya manusia itu amat ingkar (kepada nikmat).
            pengawasan pengawasan internal yang melekat dalam diri seorang muslim akan menjauhkannya dari bentuk penyimpangan, dan menuntunnya konsisten menjalankan hukum dan syariat allah dalam setiap aktivitasnya.
2.3. Pengorganisasian dalam Al-quran
            Pengorganisasian pada hakikatnya mengandung pengertian sebagai proses penetapan struktur peran, melalui penentuan aktivitas yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan organisasi dan bagian-bagiannya.
            Islam mengakui adanya keniscayaan sebuah pengorganisasiandalam kehidupan masuyarakat, memuingkinkan adanya setrata kepemimpinan ataskekuasaan sebelum didelegasikan kepada seseorang. Dalam konteks islamkepemimpinan yang terbentuk dalam berbagai level manajemen, seharusnya tidak terjadi pertentangan, karena mereka didudukkan dalam satu wadah manajemen yang dibangun dengna konsep syura. adanyan perbedaan level manajemen dan bidang yang digarapnya, bukan berarti mereka bekerja hanya untuk bagian dan manajemennya. akan tetapi, mereka adalah satu kesatuan yang saling berkontribusi satu sama lain untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
            dalam islam, perbedaan level pekerjaan dan kepemimpinan bersandar kepada ilmu pengetahuan, intelektual, ataupun pengalaman teknis. allah berfirman dalam surat yusuf : 76 yang berbunyi:
4 ßìsùötR ;M»y_uyŠ `¨B âä!$t±®S 3 s-öqsùur Èe@à2 ÏŒ AOù=Ïæ ÒOŠÎ=tæ ÇÐÏÈ
.....kami tinggikan derajat orang yang kami kehendaki; dan di atas tiap-tiap orang yang berpengetahuan itu ada lagi yang Maha Mengetahui.
dalam ayat lain allah berfirman surat Al-mujadilah : 11
Æìsùötƒ ª!$# tûïÏ%©!$# (#qãZtB#uä öNä3ZÏB tûïÏ%©!$#ur (#qè?ré& zOù=Ïèø9$# ;M»y_uyŠ 4 ª!$#ur $yJÎ/ tbqè=yJ÷ès? ׎Î7yz ÇÊÊÈ
niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.

2.4. Koordinasi Menurut Al-quran
            Koordinasi adalah sinkronisasi yang teratur dari usaha-usaha untuk menciptakan pengaturan waktu dan terpimpin, dalam hasil pelaksanaan yang harmoni dan bersatu untuk menghasilkan tujuan yang telah ditetapkan.
 Dengan demikian unsur-unsur koordinasi adalah sebagai berikut:
1. Usaha-usaha sinkronisasi yang teratur
2. Pengaturan waktu dan terpimpin
3. Harmonis
4. Tujuan yang di tetapkan
            adapun ayat-ayat yang berkenaan dengan koordinasi yaitu sebagai berikut dalam QS. An-Nisa : 9 yang berbunyi:
$pkšr'¯»tƒ tûïÏ%©!$# (#þqãYtB#uä (#qãèÏÛr& ©!$# (#qãèÏÛr&ur tAqߧ9$# Í<'ré&ur ͐öDF{$# óOä3ZÏB ( bÎ*sù ÷Läêôãt»uZs? Îû &äóÓx« çnrŠãsù n<Î) «!$# ÉAqߧ9$#ur bÎ) ÷LäêYä. tbqãZÏB÷sè? «!$$Î/ ÏQöquø9$#ur ̍ÅzFy$# 4 y7Ï9ºsŒ ׎öyz ß`|¡ômr&ur ¸xƒÍrù's? ÇÎÒÈ
Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, Maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.
            yang dimaksudkan berlainan pendapat ialah terjadinya ketidak harmonisan, perbedaan waktu dan ketidak sinkronan, yang seluruhnya di perlukan dalam koordinasi. karena kesamaan tujuan masing-masing maka jawabannya adalah mengacu kepaka al-quran dan hadist.

BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
            Manajemen adalah menginvestasikan manusia untuk mengerjakan kebaikan, atau mengerjakan perbuatan yang bermanfaat melalui perantaraan manusia. al-quran memberi petunjuk manajerial untuk mengerjakan pekerjaan atau usaha yang bermanfaat, serta menerapkan dasar-dasar kaidah yang diajarkan. Mempelajari al-qur’an dari sisi pengembangan SDM agar mengerjakan perbuatan atau usaha yang bermanfaat dapat memurnikan kaidah manajemen baru dan praktis, meskipun akativitas manusia beragam dan muncul kemajuan peralatan dan fasilitas.
            Didalam manajemen terdapat unsur-unsur di dalamnya yang mencakup perencanaan, pengawasan, pengorganisasian, pengendalian yang ber fungsi untuk menjamin terlaksananya suatu tujuan yang telah ditetapkan, sehingga organisasi tetap berjalan dengan efektif dan efesien
3.2. Saran
                Dengan senang hati kami ekspresikan kepada kita semua yang telah membaca makalah ini, namun dibalik ini semua kami sangat mengharapkan masukan tentang makalah ini, tentu didalam kami menyusun makalah ini masih banyak terdapat kesalahan dan kesurangan. maka dari itu kami berharap kepada kita semua untuk memberukan masukan yang bersifat membangun. kami ucapkan terimakasih.

               


                [1] Inu Kencana Syafiie, Al-quran dan Ilmu Administrasi, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2000, hlm. 59
                [2] Prof. H. Mochtar Effendy, Manajemen Suatu Pendekatan Berdasarkan Ajaran Islam, Palembang: Universitas Sriwijaya, 2009, hlm. 9
                [3] Ali Muhamad Taufiq, Praktek Berbasis Al-Qu’an, jakarta: Gema Insani Press, 2004, hlm.46-47
                [4] M. Munir S.Ag, M.a, Manajemen Dakwah, Jakarta: Kencana, 2009, hlm. 94
                [5] Dr. Ahmad Ibarahim Abu Sinn,  Manajemen Syari’ah, jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2006, hlm. 90

Karna keterbatasan yang dimiliki manusia maka tidak ada sebuah pekerjaan yang sempurna, Begitu pula dengan pembahasan yang telah dibahas di atas. Oleh karenanya dari setiap kekurang ataupun kesalahan dalam menjelaskan saya mohon maaf. terimakasih telah berkunjung ke blog ini. semoga bermanfaat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar